Ibu dengan Kondisi Ini Dibenarkan untuk Tidak Menyusui

Sabtu, 10 Agustus 2019 14:10 WIB

Ilustrasi menyusui. factretriever.com

TEMPO.CO, Jakarta - Memberikan air susu ibu (ASI) atau suatu kegiatan yang tidak bisa digantikan oleh siapapun. Menurut Konselor Laktasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Dr. Ameetha Drupadi sesuai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia, ibu yang baru melahirkan bayi harus menyusui ASI eksklusif selama enam bulan pertama kelahiran bayi hingga usianya menginjak enam bulan, kecuali ada alasan medis yang jelas.

Selama enam bulan tersebut, ibu berkewajiban memberikan ASI-nya secara langsung tanpa dicampur dengan bahan makan lainnya termasuk air. Dr. Ameetha, mengutip penelitian dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, menyebutkan bahwa 3 dari 4 ibu di Indonesia menyusui bayinya. Sayangnya, 2 dari 3 ibu di Indonesia mengalami kesulitan atau kendala saat menyusui.

"Biasanya ibu yang merasa terkendala itu seperti ibu yang sedang minum obat, anaknya sakit, bayi kembar, anak adopsi, payudara ibunya kecil, sampai ibu bekerja. Biasanya ibunya ragu nih, 'bisa tidak sih saya menyusui?'," ujar dr. Ameetha di Jakarta, Jumat 9 Agustus 2019. "Padahal pada kondisi-kondisi tersebut, ibu masih bisa menyusui. Karena menyusui itu simpel dan fleksibel."

Namun, menurut dr. Ameetha ada beberapa kondisi ibu yang dibenarkan untuk tidak menyusui bayinya, salah satunya bila sang ibu positif terkena virus HIV/AIDS. "Ibu dibenarkan tidak menyusui secara permanen jika positif terkena HIV/AIDS. Kondisi ini, bayi bisa diberikan pengganti ASI yang memenuhi kriteria AFASS atau yang dapat diterima oleh bayi, layak, terjangkau, berkelanjutan, dan aman," kata Ameetha.

Ameetha menambahkan dalam penelitian terbaru ibu dengan virus HIV boleh menyusui anaknya, dengan catatan sang ibu bisa menjamin memberikan ASI secara permanen sampai bayi berumur dua tahun. "Ketika ibu positif HIV menyusui bayinya, ada antigen yang masuk ke anaknya lewat ASI-nya," ungkap dr. Ameetha. "Jadinya anak harus diberikan ASI ibunya sampai dua tahun, tidak boleh bolong-bolong, apalagi diselingi dengan susu formula."

Advertising
Advertising

Ibu yang sedang sakit parah juga dibenarkan untuk tidak menyusui, misalnya ibu yang mengalami kanker dan sedang menjalani pengobatan kemoterapi. "Ibu dibenarkan berhenti menyusui bayinya sementara bila ada infeksi virus herpes di payudaranya. Atau ibu yang terpapar radioaktif dan sedang menjalani kemoterapi," tutur dr. Ametha.

Begitu juga dengan ibu yang sedang menjalani psikoterapi, dibenarkan untuk berhenti menyusui bayinya. Selain kondisi-kondisi di luar alasan medis, khususnya seperti kondisi yang disebutkan di atas, ibu tidak dibenarkan untuk tidak menyusui bayinya.

GALUH PUTRI RIYANTO

Berita terkait

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

1 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

6 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

6 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

8 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

11 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

11 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

15 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

17 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ingin Cepat Turun Berat Badan, Pemicu Produksi ASI Kurang Maksimal

18 hari lalu

Ingin Cepat Turun Berat Badan, Pemicu Produksi ASI Kurang Maksimal

Beberapa kebiasaan membuat produk ASI tidak optimal, termasuk membatasi pola makan karena ingin cepat menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya