Waspadai 3 Faktor Risiko SIDS, Kematian Mendadak pada Bayi

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Kamis, 8 Agustus 2019 16:03 WIB

Ilustrasi bayi tidur. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Bayi berusia di bawah 1 tahun memiliki frekuensi tidur yang banyak dan panjang. Namun, Anda perlu mewaspadai penyebab kematian bayi mendadak alias sudden infant death syndrome (SIDS), yang sering dikaitkan dengan tidur.

SIDS adalah kematian mendadak, tidak diduga, dan seringkali tidak bisa dijelaskan yang dialami oleh bayi dalam keadaan sehat. SIDS pernah dialami oleh bayi Kaola, anak dari finalis Masterchef Indonesia sekaligus influencer Yulia Baltschun. Yulia mengaku bayi berusia 6 bulan itu sudah coba dilarikan ke rumah sakit saat ditemukan tertidur dalam kondisi tidak bernapas, namun nyawanya tetap tidak tertolong.

Tidak ada yang mengetahui secara pasti penyebab kematian bayi mendadak ini secara spesifik. Namun, dokter menduga terdapat kombinasi beberapa faktor. Salah satu kemungkinan besar penyebab kematian bayi mendadak ialah adanya abnormalitas atau cacat pada otak bayi. Cacat ini biasanya terjadi pada jaringan saraf yang mengontrol cara bayi bernapas, denyut jantung bayi, tekanan darah, temperatur, serta kapan bayi harus bangun dari tidurnya.

Meskipun demikian, kondisi otak yang tidak normal saja kurang kuat untuk dijadikan faktor penyebab kematian bayi yang mendadak. Berdasarkan penelitian lebih lanjut, dokter berkesimpulan bahwa bayi memiliki kemungkinan untuk meninggal tiba-tiba jika mengalami kombinasi dari tiga hal ini, yaitu:

1. Bayi dengan masalah kesehatan: bayi yang lahir dengan cacat bawaan, seperti kelainan otak maupun penyakit genetik, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena SIDS. Kadang kala, masalah kesehatan yang diderita bayi ini tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan maupun orangtua sehingga orang-orang dewasa itu juga tidak mengetahui jika bayi tersebut memiliki risiko meninggal secara tiba-tiba.

Advertising
Advertising

2. Anak berusia kurang dari 6 bulan: di usia ini, bayi tengah mengalami growth spurt sehingga masih melakukan penyesuaian terhadap tubuhnya sendiri. Data mencatat bayi yang meninggal karena SIDS biasanya berusia antara 2-4 bulan.

3. Faktor lingkungan: tidur tengkurap, suhu di sekitar tempat tidur yang terlalu panas, serta paparan asap rokok ketika ia tidur juga bisa menjadi penyebab kematian bayi secara mendadak.

Selain kombinasi ketiga hal di atas, faktor risiko lain yang dapat menjadi penyebab kematian bayi mendadak ialah: Ibu yang merokok, minum alkohol, dan melakukan penyalahgunaan obat-obatan terlarang selama hamil dan setelah melahirkan (menyusui). Bayi yang lahir prematur atau berat badan rendah, perawatan pascakelahiran yang buruk, bayi dengan riwayat keluarga yang juga mengalami SIDS dan bayi dengan ibu berusia kurang dari 20 tahun.

Selanjutnya, cara mencegah kematian bayi mendadak
<!--more-->
Cara mencegah kematian bayi mendadak

Tidak ada cara yang 100 persen menjamin bayi Anda akan terbebas dari SIDS. Namun demikian, terdapat cara untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kematian bayi mendadak. Berikut 10 langkah mencegah SIDS seperti direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics.

1. Biarkan bayi tidur telentang
Jangan tidurkan bayi dalam tengkurap, termasuk miring (karena ia bisa berguling kemudian tengkurap). Pastikan bayi tidur terlentang di kasurnya, bukan di stroller, car seat, kursi bayi, ataupun ayunan dalam durasi yang lama. Bayi tidak akan tersedak ketika tidur telentang. Tetapi, jika Anda khawatir akan kemungkinan ini, berikan bantal di kepalanya atau komunikasikan dengan dokter anak Anda.

2. Singkirkan benda-benda di sekitar bayi tidur
Pastikan bayi tidur tanpa barang-barang yang mungkin membuatnya kesulitan bernapas, seperti selimut, mainan, guling, bahkan bantal yang kebesaran.

3. Jangan merokok di sekitar bayi
Merokok saat hamil meningkatkan risiko bayi lahir dengan kemungkinan mengalami SIDS. Hal ini juga berlaku ketika bayi menjadi perokok pasif saat sudah dilahirkan.

4. Bayi sebaiknya tidur di kasurnya sendiri
Bayi yang tidur satu kamar dengan orangtuanya memiliki kemungkinan kecil untuk terkena SIDS. Namun, bayi yang juga tidur satu kasur dengan orangtua justru kemungkinan besar meninggal mendadak.

5. Menyusui bayi sesering mungkin
Menyusui langsung bayi akan menurunkan risiko SIDS hingga 50 persen.

6. Imunisasi bayi
Imunisasi rutin pada bayi juga menurunkan risiko SIDS hinga 50%.

7. Pertimbangkan penggunaan pacifier atau empeng
Menggunakan empeng ternyata menurunkan risiko SIDS. Namun, pertimbangkan juga efek negatif empeng, misalnya menyebabkan bayi bingung puting.

8. Gunakan pakaian tidur yang nyaman
Jangan memberikan pakaian tambahan pada bayi berlebihan. Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak membuatnya kegerahan serta pastikan suhu kamar cukup nyaman untuk bayi.

9. Tidak perlu menggunakan alat pencegah SIDS
Alat-alat yang diklaim bisa mencegah SIDS, seperti monitor detak jantung dan respirator belum terbukti secara medis.

10. Jangan berikan madu pada bayi
Bayi di bawah usia 1 tahun bisa terkena botulisme dan bakteri lain jika mengonsumsi madu. Jadi, jauhkan mereka dari madu dan produk-produk yang berkaitan dengan madu.

SEHATQ

Berita terkait

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

2 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

3 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

4 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

7 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

8 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

12 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

14 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

32 hari lalu

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

Ada berbagai trik dan cara supaya bayi tidak rewel saat dibawa mudik lebaran atau perjalanan jauh

Baca Selengkapnya

Warga Depok Nyaris Bentrok karena Bangunkan Sahur Dinilai Terlalu Mengganggu

34 hari lalu

Warga Depok Nyaris Bentrok karena Bangunkan Sahur Dinilai Terlalu Mengganggu

Viral video keributan sekelompok pemuda dengan warga yang menegur cara membangunkan sahur yang dinilai terlalu mengganggu

Baca Selengkapnya

Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

35 hari lalu

Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

Seorang ibu tega meninggalkan bayinya sendirian di rumah hingga akhirnya tewas karena kelaparan demi liburan sendirian.

Baca Selengkapnya