Anak Takut Kembali ke Sekolah Bisa Jadi Pernah Alami Bullying

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 10 Juli 2019 08:00 WIB

Seorang anak berfoto saat kampanye stop bullying #jangandianggapremeh di CFD kawasan Bunderan HI, Jakarta, 13 Mei 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Kembali bersekolah bisa menakutkan bagi beberapa anak. Anda harus waspada jika ketakutan anak berlebihan kembali masuk sekolah, bisa jadi tanda bahwa ia pernah menjadi korban bullying di sekolah.

Baca juga: #JusticeForAudrey, Mona Ratuliu Ingat Kasus Bullying Anaknya

Hal ini merupakan kondisi serius yang harus Anda perhatikan, jika tidak diatasi dengan serius dapat membuat anak mengalami depresi sampai gangguan kecemasan. Bullying, perisakan, atau perundungan di sekolah dapat terjadi dalam bentuk ejekan, meminta barang atau uang dengan paksa, ancaman, bahkan tindakan fisik.

Selain anak menjadi malas dan takut untuk berangkat sekolah, tanda-tanda bullying juga dapat berupa separation anxiety, sering mengalami mimpi buruk, kemunduran tumbuh kembang pada anak (seperti mengompol), serta nafsu makan yang menurun. Beberapa langkah berikut ini yang bisa Anda terapkan, untuk membantu anak yang menunjukkan tanda-tanda mengalami perisakan di sekolah.

#1. Dorong anak untuk menceritakan detil perisakan yang ia alami
Ekspresikan bahwa Anda peduli dengan kondisi yang dialami anak, serta tunjukkan empati sebagai orangtua. Beberapa anak mungkin takut atau malu, apabila jujur untuk menyampaikan kondisinya.

Advertising
Advertising

#2. Sampaikan, bahwa menjadi korban bullying bukanlah kesalahan anak
Anda harus dapat menenangkan anak, bahwa ia tidak sendirian atas perisakan yang ia alami. Pujilah kejujuran dan keberanian anak, karena telah menceritakan pengalamannya pada Anda.

#3. Ajari Buah Hati untuk tidak membalas
Merespons bullying bukanlah mengajari anak untuk balik menyerang pelaku perundungan, baik secara fisik maupun verbal. Sarankan anak untuk segera meninggalkan lokasi perundungan saat kejadian, atau mengadukan gangguan tersebut ke guru yang ia percaya. Ingatkan pula untuk tidak bepergian sendirian saat berada di lingkungan sekolah.

#4. Bicarakan dengan wali kelas anak dan pihak sekolah
Anda mungkin juga harus turun tangan, dengan menemui wali kelas, guru anak yang sekiranya bisa membantu, bahkan kepala sekolah. Minta bantuan mereka, untuk senantiasa menjaga anak di sekolah. Pertemuan dengan pihak sekolah, mungkin dapat dilakukan rutin untuk memastikan pengawasan tersebut efektif atau tidak.

#5. Berkomunikasi dengan pelaku perundungan
Perlu digarisbawahi, anak yang menjadi pelaku bullying juga membutuhkan bantuan orang dewasa, karena faktor lain yang mungkin ia alami. Anda bisa mendekati anak pelaku perisakan, dan yakinkan bahwa tindakan yang ia lakukan dapat melukai orang lain.

Menjadi korban bullying mungkin dapat memicu gejala gangguan mental pada anak. Jika keadaan mental anak sudah sangat parah, Anda sangat disarankan untuk mencari bantuan psikolog ataupun psikiatri.

Terapi mental, seperti terapi kognitif perilaku mungkin akan ditawarkan dokter, untuk membantu anak yang menjadi korban bullying. Terapi ini dapat membimbing anak, untuk mengendalikan perasaan dan pikirannya, serta mengembalikan kepercayaan Si Kecil.

Bullying mungkin menjadi hal yang sudah sering Anda dengar, sehingga terdengar biasa saja. Namun, bukan berarti hal tersebut normal, karena ada dampak negatif pada anak seiring tumbuh kembangnya. Selain itu, pastikan Anda tidak pernah menyalahkan anak yang menjadi korban bullying.

SEHATQ

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

3 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

3 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

4 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

4 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

4 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

4 hari lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya