5 Masalah Kesehatan yang Umum Terjadi saat Kemarau

Reporter

Antara

Sabtu, 6 Juli 2019 15:38 WIB

Ilustrasi sakit flu. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak masalah kesehatan yang perlu diwaspadai saat kemarau. Pecegahan penting agar Anda tak perlu mengalaminya.

Penyakit apa yang biasa menyerang saat kemarau? Berikut ulasan singkatnya, seperti dirangkum dari berbagai sumber.

Baca juga:
Masuk Musim Kemarau, Pilih Makanan yang Menghidrasi
Musim Kemarau : Perawatan Kulit ala Rumah

#Batuk
Seperti dilansir Healthline, batuk merupakan reaksi umum membersihkan lendir tenggorokan atau iritan yang masuk, salah satunya melalui udara. Spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Wahyuni Indawati mengatakan perubahan cuaca, debu, bulu binatang, kapuk dan makanan jadi pencetus batuk.

Pada kasus yang lebih serius, batuk bisa disebabkan infeksi virus influenza pada saluran pernapasan, asma, dan penyakit refluks gastroesofagus, yang menyebabkan batuk menetap. Kondisi ini disebut akut jika berlangsung kurang dari tiga pekan dan berubah menjadi kronis bila terjadi lebih dari delapan minggu, bahkan dicurigai tanda kanker paru.

Advertising
Advertising

Perkuat daya tahan tubuh dan sebaiknya hindari faktor pencetus agar tak terkena batuk. Jika sudah terlanjur batuk, jaga tubuh tetap terhidrasi, tinggikan posisi bantal saat tidur, berkumur menggunakan air hangat plus garam secara rutin untuk meredakan tenggorokan dan tambahkan madu atau jahe pada teh hangat untuk melancarkan saluran napas.

Batuk pilek yang menyebabkan demam.

#Influenza
Penyakit yang disebabkan virus influenza ini bisa menular melalui udara dan bisa menyerang kapan saja, termasuk saat kemarau. Memperkuat daya tahan tubuh, menerapkan perilaku hidup bersih sehat, seperti mencuci tangan dan vaksinasi, menjadi cara mencegah terkena influenza.

Influenza tak bisa dianggap sepele karena bisa memicu komplikasi, seperti pneumonia dan serangan jantung.

#Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Paparan debu yang cenderung meningkat saat kemarau bisa menyebabkan saluran pernapasan mengalami penyempitan dan produksi lendir meningkat serta peradangan, kata dokter spesialis THT dari Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, dr. Herlina Ida Haryaningsih. Jika sudah begini, penderita akan sulit bernapas dan terjadilah infeksi saluran pernapasan, salah satunya ISPA.

Sejumlah gejala ISPA yang harus diwaspadai antara lain hidung tersumbat, paru-paru terasa terhambat, batuk, tenggorokan sakit, kerap merasa lelah, dan tubuh sakit. ISPA rentan menyerang mereka yang daya tahan tubuhnya rendah.

Konsumsi buah dan sayur bisa menjadi upaya memperkuat sistem imun. Pencegahan ISPA juga bisa melalui penggunaan masker untuk mengurangi dampak terisapnya debu dan menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS), seperti mencuci tangan, makan teratur, dan mencuci makanan.

Ilustrasi anak penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). ANTARA/FB Anggoro

#Dehidrasi
Ahli biologi dari Universitas George Washington di Washington DC, Amerika Serikat, Randall Packer, seperti dilansir LiveScience mengatakan cuaca menjadi salah satu yang menentukan berapa lama seseorang bertahan tanpa air. Menurutnya, di lingkungan yang sangat panas orang dewasa bisa kehilangan keringat 1-3,2 liter dalam satu jam dan berisiko mengalami dehidrasi.

Gejala dehidrasi antara lain kelelahan, kram kaki atau perut, sembelit, mulut kering, sakit kepala, dan bingung. Ahli kesehatan di Indonesia kebanyakan menyarankan setidaknya minum delapan gelas air putih untuk mencegah dehidrasi. Namun, ilmuwan nutrisi Dr. Matthew Lantz Blaylock menyarankan orang-orang mengonsumsi air hingga 12 gelas per hari karena iklim tropis di tanah air.

Selain itu, kurangi minuman yang mengandung banyak gula karena bisa menyebabkan seseorang kehilangan lebih banyak cairan tubuh. Lalu, sebisa mungkin hindari konsumsi makanan panas dan pedas karena bisa menambah panas ke tubuh.

#Diare
Diare bisa menjadi pertanda seseorang mengalami heat stroke dan kepanasan parah (heat exhaustion) akibat cuaca panas. Agar kondisi ini tak terjadi, gunakan tabir surya, jaga tubuh tetap terhidrasi, hindari minuman mengandung kafein karena bisa membuat kehilangan lebih banyak cairan, seperti dilansir laman WebMD.

Tetapi jika mengalaminya, carilah tempat yang lebih sejuk dan berdiam di sana beberapa waktu. Lalu, minum banyak air untuk mengganti kehilangan garam tubuh. Untuk sementara waktu, hindari minuman mengandung kafein karena bisa memperburuk keadaan.

Di sisi lain, ahli kesehatan mengungkapkan diare saat kemarau juga bisa terjadi karena debu mengandung bakteri, virus menyebar dan masuk pada sumber maupun wadah penampungan air, juga makanan. Sebaiknya tutup penampungan air dan makanan untuk mengurangi risiko terkena diare.

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

3 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

4 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

4 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

5 hari lalu

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024

Baca Selengkapnya

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

5 hari lalu

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

5 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

5 hari lalu

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

6 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

6 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya