Cemas saat Dengar Suara Mengunyah, Tanda Mengidap Misophonia

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Senin, 10 Desember 2018 17:30 WIB

Ilustrasi wanita teriak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang suara mengunyah, bernapas, membersihkan tenggorokan dan menelan, bisa menimbulkan kecemasan dan kemarahan. Ternyata, ada diagnosis medis untuk hal itu yang disebut misophonia.

Baca juga: Kiat Memiliki Suara Emas Seperti Evi Masamba

Orang dengan misophonia yang secara harfiah berarti "kebencian terhadap suara" dipengaruhi secara negatif oleh suara kecil sehari-hari. Biasanya yang tidak mengganggu kebanyakan orang seperti mengunyah, menguap, bernapas atau membersihkan tenggorokan.

Mengutip laman Purewow, gangguan ini pertama kali dikenali pada tahun 2001, Menurut James Cartreine, Ph.D, dokter tidak tahu terlalu banyak tentang seberapa umum itu, tetapi mereka menemukan bahwa hal itu sering dimulai selama masa remaja.

Misophonia pada dasarnya memicu respons fight-or-flight. Jadi jika mulai mendengar suara yang mengganggu dapat menyebabkan kemarahan dan kegelisahan yang sangat besar, sampai pada titik di mana orang tersebut merasa perlu melepaskan diri dari sumber kebisingan itu sendiri. Dan biasanya itu adalah suara yang mungkin dianggap, paling banyak, menjijikkan atau menjengkelkan oleh orang lain. Misalnya, eseorang mengunyah dengan keras di meja makan. Suara itu bisa begitu mengganggu dalam kehidupan sehari-hari.

Advertising
Advertising

Meski para ahli tidak yakin apa yang menyebabkannya. Penelitian yang menjanjikan dari Newcastle University Medical School menunjukkan bahwa misophonia mungkin disebabkan oleh struktur otak. Dengan menggunakan pemeriksaan otak, para peneliti menemukan bahwa pada orang dengan misophonia, ada aktivitas yang tinggi di anterior insular cortex (AIC), area yang diketahui memainkan peran sentral dalam sistem yang menentukan hal-hal mana yang harus kita perhatikan. Otak mereka terhubung kepada fokus pada suara yang kebanyakan orang tidak perhatikan sama sekali, dan memiliki respons emosional yang tinggi terhadap suara-suara itu.

Meskipun tidak ada obat untuk misophonia, Asosiasi Misophonia melaporkan banyak perawatan yang dapat mengelola gejala yang dirasakan. Terapi perilaku kognitif, sering berolahraga, hipnosis dan gangguan pendengaran (seperti white noise atau headphone) telah terbukti membantu, tetapi itu benar-benar tergantung pada individu.

Kesalahpahaman umum tentang misophonia, yang paling sering terjadi karena dipicu oleh suara seolah-olah menjadi hal yang biasa, sehingga sangat mudah untuk mengabaikan gangguan tersebut sebagai kepekaan terhadap perilaku buruk. Tetapi orang-orang dengan misophonia tidak bisa hanya mengabaikannya, seperti yang banyak diasumsikan.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

9 jam lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

1 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

10 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

25 hari lalu

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?

Baca Selengkapnya

3 Jenis Tes Kesehatan Mental

25 hari lalu

3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku

Baca Selengkapnya

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

26 hari lalu

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.

Baca Selengkapnya

Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

27 hari lalu

Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

Dokter THT menjelaskan kebiasaan mendengarkan musik dengan suara keras menggunakan earphone dapat memicu gangguan pendengaran.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

30 hari lalu

Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

Lebih dari 50 persen penderita penyakit autoimun juga mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berikut penjelasan peneliti.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

34 hari lalu

Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

Bioskop yang menayangkan film horor masih terus diminati. Kenapa orang senang nonton film horor? Adakah manfaat bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

37 hari lalu

Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.

Baca Selengkapnya