Mengenal Sarkoma, Kanker yang Susah Terdeteksi dan Mematikan

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 20 November 2018 08:54 WIB

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang mungkin pernah mengalami gejala penyakit ringan seperti nyeri sendi rematik, perut kembung akibat naiknya asam lambung, dan benjolan ringan. Namun, siapa sangka jika gejala tersebut bisa menjadi tanda munculnya penyakit serius yang mematikan, yaitu sarkoma.

Mungkin belum banyak masyarakat yang mengenal istilah sarkoma, yaitu jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat, seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Kanker ini bisa muncul di bagian tubuh mana pun serta memiliki gejala yang tampaknya tidak berbahaya dan sulit dibedakan dari penyakit-penyakit ringan.

Baca juga:
Mengenal Tipe dan Gejala Sarkoma, Kanker yang Sulit Didiagnosis
Sarkoma Jenis Kanker Gemar Menyamar, 70 Persen Salah Penanganan

Berdasarkan studi dari Amerika Serikat, lebih dari 13.000 orang di negara itu akan terdiagnosis memiliki sarkoma jaringan lunak pada 2018 dan mengakibatkan sekitar 5.000 kematian. Sementara itu, penelitian lain menemukan adanya kesalahan penanganan pada 70 persen pasien sehingga tingkat kelangsungan hidup rata-rata 5 tahun hanya sekitar 50 persen saja.

Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre Richard Quek mengatakan hingga saat ini pemahaman masyarakat Asia mengenai sarkoma yang sebetulnya sangat kompleks ini masih kurang lengkap. Apalagi belum banyak data nasional resmi yang menganalisa mengenai penyakit tersebut sehingga prevalensi sarkoma dan bagaimana mengelola penyakit tersebut masih sangat terbatas. Begitu pula dengan kesadaran dan pemahaman masyarakat maupun tenaga kesehatan profesional mengenai sarkoma masih sangat rendah.

Advertising
Advertising

“Ini sering menyebabkan diagnosis yang terlambat atau tidak akurat, yang kemudian menyebabkan penanganannya juga tidak tepat,” ujarnya.

Berdasarkan sebuat studi dari Belgia ditemukan bahwa 47persen pasien yang menderita sarkoma jaringan lunak membiarkan gejalanya selama sekitar empat bulan sebelum akhirnya menemui dokter.

Ilustrasi sel kanker. shutterstock.com

Setelah itu, pasien umumnya berkonsultasi ke dokter umum, yang kemungkinan besar sangat jarang memeriksa kasus sarkoma sehingga pada gejala awal 20 persen dokter umum terlambat lebih dari tiga bulan dalam merujuk pasien tersebut ke spesialis.

“Sebab, gejalanya sangat mirip dengan penyakit-penyakit ringan sehingga sulit dideteksi, apalagi oleh dokter umum yang sangat jarang menangani kasus sarkoma,” tutur dokter yang juga mendirikan Singapore Sarcoma Consortium pada 2013 dan Asia Sarcoma Consortium pada tahun 2015 sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan profesional.

Dia menyebutkan bahwa sarkoma mencakup lebih dari 70 sub-tipe sehingga menjadikannya sebagai salah satu tipe kanker yang paling sulit untuk didiagnosa. Namun, secara umum pasien dapat dibagi ke dalam empat subtipe utama sarkoma.

Pertama, sarkoma jaringan lunak, gastrointestinal stromal tumor (GIST), sarkoma tulang seperti osteosarkoma, dan Ewing's/Rhabdomyosarcoma. Kedua kelompok terakhir ditemukan terutama pada remaja dan kelompok usia dewasa muda (young adult).

Artikel lain:
11 Tanda Anak Terkena Leukemia seperti yang Dialami Putri Denada
Senang Menelepon Lama dengan Ponsel, Awas Tumor Otak

“Kanker sarkoma ini bisa dikatakan sebagai penyakit langka dan hanya 1 persen orang dewasa yang terkena. Umumnya, kasus ini sering dijumpai pada pasien dewasa muda dan remaja. Padahal, kelompok usia tersebut sebetulnya tidak rentan terkena penyakit ganas atau berbahaya,” ujarnya.

Sementara itu, ahli bedah ortopedi Parkway Hospital Leon Foo mengatakan gejala sarkoma yang timbul dapat berbeda-beda, tergantung dari bagian mana sarkoma tersebut berasal. Misalnya saja untuk sarkoma jaringan lunak di lengan atau kaki, gejala paling umum yang muncul adalah benjolan besar tanpa rasa sakit.

Benjolan tersebut bisa muncul di berbagai bagian tubuh anggota gerak, otot, dada dan bisa semakin membesar dan memunculkan rasa sakit disertai perubahan warna pada kulit.

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

4 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

7 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

10 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

13 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

15 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

15 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

17 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

20 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya