Menikah Muda Ada Untung Ruginya, Sudahkah Anda Pertimbangkan?
Reporter
Tempo.co
Editor
Yayuk Widiyarti
Kamis, 15 November 2018 21:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Usia menikah muda itu relatif sehingga penafsirannya pun berbeda-beda. Ada yang menganggap menikah muda itu di usia produktif (17-35 tahun), usia subur (20-30 tahun), atau bahkan remaja (15-25 tahun).
Tapi, tak sedikit pula yang menafsirkan usia 17-23 tahun. Dalam buku 16 Kunci Rahasia Menjemput Jodoh tulisan M. Ferry Wong dan Turmudi Hudri, dijelaskan beberapa keuntungan dan kerugian menikah muda. Berikut beberapa di antaranya.
Baca juga:
Kata Psikolog Soal Taaruf Sebelum Menikah Seperti Anisa Rahma
Ini Kata Zodiak soal Waktu yang Tepat untuk Menikah
Keuntungan:
#Usia produktif
Umur 17-23 tahun adalah masa yang masih penuh energi dan semangat. Kalangan medis pun menyebut usia 20-an adalah saat terbaik untuk bereproduksi karena keadaan sang ibu dalam kondisi prima.
#Saling mendukung
Manusia membutuhkan teman berbagi dalam suka dan duka. Dengan memiliki suami atau istri, pasangan itu pun bisa saling bercerita dan mendukung, berdiskusi, bertukar ilmu, pengetahuan, dan kemampuan.
#Hati tenteram
Istri dan anak adalah penyejuk hati dan tempat curahan kasih sayang.
#Lebih dewasa
Kita melihat adanya perubahan perilaku dari orang-orang yang telah menikah. Mereka menjadi lebih dewasa, bertanggung jawab, dan berkomitmen dalam hidup.
#Menghemat
Dengan menikah di usia muda, orang bisa terhindar dari penghamburan uang dan waktu. Ketika masih lajang, biasanya orang suka berkumpul dengan teman-teman dan menghabiskan banyak uang. Tapi saat sudah berkeluarga, mereka lebih memilih menghabiskan waktu di rumah bersama orang-orang tercinta.
Artikel lain:
Melajang Lebih Baik dari Menikah, dari Sisi Apa?
4 Alasan Perempuan Tak Ingin Menikah
Kerugian:
#Ego masih tinggi
Mereka yang berusia 17-23 tahun masih dalam tahap beranjak dewasa dan labil, tingkat kematangan dan emosi belum stabil. Bila suami dan istri tidak pandai mengendalikan emosi, yang ada seperti batu melawan batu.
#Berkurangnya me time
Sebelum menikah, banyak orang yang memiliki banyak waktu untuk berkumpul dan bersenang-senang dengan teman-teman, menikmati waktu sendiri atau me time, serta berkelana. Setelah menikah, semua kesenangan itu sulit untuk dilakukan lagi.
#Cita-cita jadi korban
Sebelum menikah, ada orang yang ingin berkeliling dunia, menuntut ilmu setinggi-tingginya, bekerja di luar negeri, dan sebagainya. Setelah menikah, banyak pertimbangan yang harus diambil sebelum memutuskan sesuatu dan cita-cita pun harus dikorbankan demi kepentingan keluarga.