Makan Sayuran Memang Sehat tapi Tetap masih Ada yang Kurang
Reporter
Tabloid Bintang
Editor
Yayuk Widiyarti
Kamis, 8 November 2018 16:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anda menjalankan pola makan yang lebih baik karena ingin gaya hidup lebih sehat. Salah satunya dengan menambah porsi sayur, bahkan tidak lagi sayuran yang dimasak melainkan dikonsumsi mentah .
Akan tetapi, tidak terasa perubahan yang signifikan dengan kesehatan tubuh. Apa yang salah?
Artikel lain:
Jaga Kesehatan Organ Vital dengan Konsumsi Rutin Sayur dan Buah
Cegah Kanker dan Kolesterol Jahat dengan Sayur dan Buah Hijau
Rachel Olsen, spesialis nutrisi dari Youvit, menjelaskan bahwa lalapan, atau makanan khas Indonesia seperti karedok, asinan, atau rujak, cukup sehat karena tidak dimasak dan didominasi dengan sayuran dan buah-buahan. Mengonsumsinya setiap hari tentu baik. Apalagi pada setiap jenis sayuran dan buah dalam makanan tersebut memiliki keunggulan dalam hal kandungan vitamin dan mineralnya.
Contohnya tomat, mengandung vitamin C, B3, dan potasium. Daun selada juga mengandung vitamin B7, B9, dan potasium.
Akan tetapi, walau mengonsumsinya setiap hari belum tentu dapat membuat tubuh benar-benar sehat. Alasan pertama, karena setiap tubuh manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap vitamin dan mineral dari makanan harian. Alasan kedua, bahan makanan mentah belum tentu mengandung porsi vitamin dan mineral yang lengkap.
"Sayur atau buah paling baik dikonsumsi setelah dipetik langsung. Kandungan vitamin dan mineralnya masih tinggi," ungkap Olsen. "Tetapi kalau sudah terkena sinar matahari atau disimpan terlalu lama, kandungannya secara alami bisa berkurang."
Baca juga:
Pentingnya Mengenalkan Anak Sayur dan Buah Sejak Usia Dini
Kiat Menghilangkan Kandungan Formalin Alami pada Sayur dan Buah
Karena itulah walau rajin makan sayur dan buah segar, setiap individu masih membutuhkan tambahan asupan berupa multivitamin yang fungsinya melengkapi yang kurang tadi.
"Multivitamin dengan takaran vitamin dan mineral yang seimbang pilihan terbaik, karena Anda tak perlu khawatir dengan terjadinya penumpukan kadar vitamin yang ke depannya tidak baik untuk tubuh," jelas Olsen.