Sarkoma Jenis Kanker Gemar Menyamar, 70 Persen Salah Penanganan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 31 Oktober 2018 20:00 WIB

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang umumnya mengesampingkan beberapa gejala umum sebagai tanda-tanda penyakit ringan. Misalnya, nyeri sendi sering diasosiasikan dengan rematik, sementara perut kembung dihubungkan dengan asam lambung. Padahal, gejala-gejala ini sebenarnya dapat menjadi tanda-tanda penyakit yang lebih serius dan rumit, seperti kanker sarkoma.

Baca juga: Ini Langkah Terbaik untuk Melawan Kanker

Sarkoma merupakan jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat, seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Kanker ini bisa muncul di bagian tubuh mana pun, serta memiliki gejala yang tampaknya tidak berbahaya dan sulit dibedakan dari penyakit-penyakit ringan. Sebuah penelitian menemukan kesalahan penanganan pada 70 persen pasien, sehingga turut berkontribusi pada masih rendahnya tingkat kelangsungan hidup rata-rata lima tahun (five-year survival rate), yaitu sekitar 50 persen saja.

Sarkoma dianggap langka karena hanya ditemui pada 1 persen kasus kanker dewasa. Namun, data-data terbaru mengindikasikan bahwa sarkoma mungkin lebih umum daripada yang diyakini sebelumnya. Studi di Inggris menunjukkan lompatan signifikan dalam jumlah orang yang didiagnosis terkena sarkoma setiap tahunnya, dari 3.800 menjadi 5.300 saat ini.

Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Center, Richard Quek mengatakan pemahaman sarkoma yang sangat kompleks masih kurang lengkap, terutama di Asia. "Dibandingkan dengan populasi barat, masih belum banyak pusat data nasional yang resmi di Asia, sehingga data tentang prevalensi sarkoma dan bagaimana penyakit tersebut dikelola di wilayah ini masih terbatas. Ini sering menyebabkan diagnosis yang terlambat atau tidak akurat, yang kemudian menyebabkan penanganannya juga tidak tepat," ujar Quek, dalam keterangan resmi.

Advertising
Advertising

Quek menambahkan kesadaran dan pemahaman tentang sarkoma masih cenderung rendah, baik di kalangan masyarakat umum maupun tenaga kesehatan profesional. Sebuah studi dari Belgia, misalnya, mengungkapkan bahwa 47 persen pasien yang menderita sarkoma jaringan lunak membiarkan gejalanya selama sekitar empat bulan sebelum akhirnya menemui dokter. Setelah itupun, pasien umumnya berkonsultasi ke dokter umum, yang kemungkinan besar hanya akan menghadapi satu atau dua kasus sarkoma sepanjang karier mereka.

Tak heran jika penelitian di Inggris kemudian juga menunjukkan bahwa, karena kurangnya kecurigaan klinis pada gejala awal, 20 persen dokter umum terlambat lebih dari tiga bulan dalam merujuk pasien tersebut ke spesialis. “Sudah saatnya kita menanggapi sarkoma dengan lebih serius, dan ini bisa kita mulai dengan edukasi,” kata Quek, yang juga mendirikan Singapore Sarcoma Consortium pada tahun 2013 dan Asia Sarcoma Consortium pada tahun 2015 sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan profesional.

Sarkoma salah satu tipe kanker yang paling sulit didiganosis. Ada 70 sub-tipe sarkoma, namun secara umum ada empat sub-tipe utama yaitu, sarkoma jaringan lunak, gastrointestinal stromal tumor (GIST), sarkoma tulang seperti osteosarcoma, dan Ewing's/Rhabdomyosarcoma. Kedua kelompok terakhir ditemukan terutama pada remaja dan kelompok usia dewasa muda.

Quek menambahkan kelompok usia tersebut biasanya tidak diasosiasikan dengan kanker. Hal ini berkontribusi terhadap keterlambatan diagnosis, sehingga dampak yang dialami oleh penderita sarkoma tersebut pun cenderung lebih parah. "Terlebih, karena para pasien muda ini tengah berada di masa paling produktif dalam hidup mereka, entah itu di sekolah, atau baru saja memulai karier baru, atau tengah membangun keluarga,” ujarnya.

Berita terkait

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

2 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

3 hari lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

3 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

5 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya