Ibu Hamil Muda Waspadai Penyakit Jantung Bawaan, Kenali Sebabnya

Reporter

Bisnis.com

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 30 Mei 2018 06:00 WIB

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 150 kasus kelainan pada jantung yang berkembang sebelum kelahiran atau penyakit jantung bawaan terjadi di Indonesia setiap tahun. Kelainan ini mulai terjadi saat penderita masih berbentuk janin di dalam perut ibunya. Biasanya, pembentukan jantung berlangsung pada trimester pertama kehamilan, atau tiga bulan pertama kehamilan.

"Kami biasanya mewanti-wanti kepada sang ibu pada tiga bulan pertama kehamilan jangan makan obat sembarangan dan terekspos macam-macam," ujar Oktavia Lilyasari, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit Harapan Kita, belum lama ini. Karena pada saat itu terjadi perkembangan organ, terutama jantung. Ibarat sedang membangun rumah dan bila tidak berhati-hati membangunnya, ketika hujan bisa saja atap menjadi bocor.

Artikel lainnya:
Jangan Abaikan Tanda-tanda Ini, Bisa Jadi Penyakit Jantung
Serangan Jantung Mendadak seperti Sridevi, Apa Tandanya?

Lebih lanjut Oktavia Lilyasari mengatakan penyebab penyakit jantung bawaan bisa bermacam-macam dan sulit untuk mengetahuinya lebih pasti. Namun faktor risiko pertama adalah dari ibu. Jika sang ibu mengidap diabetes, maka si anak 20 persen berisiko mengalami penyakit jantung bawaan.

Yang kedua adalah faktor genetik. Kalau seandainya orang tua, adik atau kakak menderita penyakit jantung bawaan, maka janin yang dikandung berisiko lebih besar. Apalagi bila janin kembar, hampir dipastikan keduanya sama-sama berisiko mengalami penyakit jantung bawaan. Selanjutnya adalah faktor lingkungan. Seperti karena polusi atau tinggal di suatu daerah dengan kondisi udara yang buruk, juga akan meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan.

Advertising
Advertising

Kemudian sindroma-sindroma atau kumpulan gejala. Ada sindroma yang diakibatkan kelainan kromosom dan yang paling sering terjadi adalah apa yang disebut dengan Trisomy 21 (Down Syndrom). Yakni kelainan genetik kromosom 21 yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual. "Ini biasanya dari wajahnya saja kita bisa tahu bahwa si anak memiliki down syndrom," ujar Oktavia.

Baca juga: Dokter Spesialis Ungkap Mitos Seputar Penyakit Jantung

Kelainan kromosom yang lain adalah Trisomy 18 (Syndrom Edward), yang menyebabkan perkembangan sangat lambat. Ini merupakan Trisomy yang mematikan.

Faktor risiko berikutnya adalah infeksi yang dialami sang ibu dan yang paling sering adalah Toksoplasma dan Rubela. Toksoplasma atau Toxoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Toxoplasma Gondil. Sedangkan Rubela adalah suatu infeksi virus menular ditandai dengan ruam merah yang khas. Faktor risiko selanjutnya yakni gaya hidup. Ibu yang suka merokok, minum alkohol, memberikan risiko yang besar kepada anak mengalami Penyakit Jantung Bawaan.

Berita terkait

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

16 jam lalu

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

3 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

4 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

7 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

10 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya