Orang Tua Citra Kharisma Meninggal, Ini 5 Langkah Hadapi Situasi

Sabtu, 12 Mei 2018 15:38 WIB

Ilustrasi wanita bersedih. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Rasa sedih terlihat dari unggahan presenter dan aktris Citra Kharisma di akun Instagram @citzkharizma. Dalam postingan tersebut Citra mencurahkan kesedihannya karena kehilangan kedua orang tua secara mendadak. Orang tuanya, Bambang Soekijanto, 67 tahun, dan Sri Artiany, 61, ditemukan di laut dalam keadaan tewas.

Baca: Citra Kharisma Kehilangan Orang Tua, Ini Dampaknya Kata Psikolog

Dilihat dari teori kehilangan Dr. Elisabeth Kübler-Ross, untuk menghadapi kehilangan, seseorang akan mengalami fase DABDA (Denial-Anger-Bargaining-Depression-Acceptance). Berikut penjelasannya, seperti dilansir Very Well.

#Denial
Pada tahapan denial, terjadi suatu penolakan dari diri seseorang dan sikap tidak percaya bahwa seseorang telah menghilang dari kehidupannya dan merasa bahwa itu hanya suatu kesalahan atau tidak nyata.

#Anger
Pada fase anger, orang tersebut sadar bahwa penolakan tersebut tidak bisa berlanjut. Dia akan merasa telah terjadi ketidakadilan kepada dirinya dan menyalahkan suatu keadaan. Hal ini tentunya akan dialami, apalagi jika kehilangan orang yang sangat dekat. Dalam fase anger, seseorang akan mulai sedikit menerima realita namun merasa bukan suatu hal yang dapat diterima dan akan mencari kambing hitam. Dalam fase ini, rasionalisasi sangat sulit bekerja.

Advertising
Advertising

#Bargaining
Dalam fase ini, seseorang cenderung akan menghindari sebab dari kedukaan. Biasanya, jika fase ini berlanjut cukup lama, akan ada perubahan dalam pola hidup. Orang yang menghadapi trauma serius dapat mencari kompromi agar perasaan luka tersebut bisa menjadi lebih ringan

#Depresi
Bukan berarti mengalami depresi berat, namun skala depresi setiap orang sangat beragam. Fase depresi yang dialami seseorang yang mengalami kesedihan atau hal berat dalam hidupnya. Cepat atau tidaknya fase tersebut beralih, tergantung diri orang yang kehilangan tersebut.

#Acceptance
Fase depresi memang perlu dilalui sampai dia merasa dapat menerima kenyataan bahwa apapun yang dia lakukan, kematian pasti akan terjadi, apapun yg dia usahakan usia tetap tidak pada kendalinya.

Dalam fase acceptance, banyak hal yang mempengaruhi, bisa muncul dari keluarga, kenangan, atau bahkan dari dirinya sendiri. Misalnya, teringat nasihat atau perkataan dari orang yang hilang tersebut. Hal itu pasti akan menguatkan seseorang untuk bangkit kembali.

Citra Kharisma. Tabloidbintang.com

Jika sudah merasa seperti itu, tandanya seseorang sudah dapat mengambil poin pembelajaran dari kesedihan yang dialami. Dalam beberapa kasus, seberapa bergantungnya seseorang kepada orang tua, ketika mereka meninggal justru anak tersebut akan menjadi lebih mandiri.

“Dia akan lebih cepat mengambil alih peran orang tuanya dan justru kematangan tersebut rupanya memaksa seseorang untuk cepat berubah,” jelas psikolog Rina Olivia.

Ia juga mengatakan dalam beberapa kasus bahwa ketidakhadiran yang tidak bisa ditawar lagi dari orang tuanya justru dengan cepat mematangkan seseorang.

Walaupun Citra sudah berusia kepala tiga dan berkeluarga, yang artinya telah masuk usia matang dan dapat mengurusi hidupnya sendiri tanpa hadirnya orang tua, dia tetap merasa sangat kehilangan.

Baca juga: Tanpa Sadar Orang Tua Melakukan 4 Kebiasaan Buruk pada Anak

Kehilangan orang tua adalah hal yang menyakitkan, setua apapun seseorang. Karena mungkin saja semakin tua seorang anak, maka akan semakin sayang kepada orang tuanya, dan semakin ingin berbakti serta membalas budi.

“Apalagi untuk seseorang yang menyadari sekali bahwa rido orang tua adalah rido dari Tuhan,” kata Rina.

Semakin dewasa orang akan mengurus dirinya sendiri (selfcare) namun ketika menghadapi tugas perkembangan di usia dewasa yang bertentangan dengan kualitas personal yang dia bawa dari rumah karena pola asuh keluarga maka disitulah orang tua akan turut hadir.

Terlepas dari komunikasi mereka baik atau tidak, orang tua pasti ikut berperan dalam memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ataupun paling tidak dapat menguatkan anak dalam menghadapi situasi yang membingungkan.

“Hal tersebut merupakan kekuatan yang sangat signifikan dalam artian bonding yang paling kuat untuk menghadapi tantangan hidup,” kata Rina.

Jadi, walaupun secara fisik tidak lagi bergantung atau bahkan secara material sudah dapat menghasilkan uang sendiri, namun pertimbangannya, keputusannya bagaimana tantangan yang akan dihadapi dalam bermasyarakat serta konflik internal yang dihadapi tetap membutuhkan mitra berdiskusi yang berkualitas seperti keluarga.

CANDRIKA RADITA

Berita terkait

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

1 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

8 hari lalu

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

8 hari lalu

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

11 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

15 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

16 hari lalu

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.

Baca Selengkapnya

3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

25 hari lalu

3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

Tradisi sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kehadapan orang tuanya saat lebaran.

Baca Selengkapnya

Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

26 hari lalu

Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

45 hari lalu

Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

Psikolog menyampaikan bahwa komunikasi antara orang tua dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak

Baca Selengkapnya