Menakar Asupan Protein yang Sesuai Kebutuhan Tubuh Saat Diet

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 8 Mei 2018 09:00 WIB

Ilustrasi porsi makanan. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Diet salah satu cara yang paling banyak dilakukan untuk menurunkan berat badan. Namun kadang orang yang berdiet memahami porsi makan yang tepat saja tidak bisa. Kebanyakan justru fokus untuk mengurangi makan atau bahkan melakukan pantangan terhadap beberapa jenis makanan.

Nadira Diva, influencer di bidang gaya hidup sehat mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada pantangan makanan dalam diet. Berdasarkan pengalaman pribadinya, Nadira Diva hanya pantangan terhadap makanan yang menyebabkannya alergi. "Jadi sebetulnya tidak ada pantangan, asalkan tahu porsi dan batasannya," kata Nadira Diva di Jakarta, Sabtu 5 Mei 2018.

Artikel lainnya:
Diet Pasti Gagal Kalau 5 Kebiasaan Ini Masih Dilakukan
Mengerikan, Perempuan Ini Nyaris Lumpuh Gara-gara Diet Vegan

Kuncinya, setiap orang harus tahu seberapa besar porsi makanan yang dibutuhkan tubuhnya, bukan yang sanggup dimakannya. "Maka saya selalu bilang, dengarkan tubuh Anda," ujarnya. Meski tetap melakukan pantangan saat diet, misal, mengganti asupan karbohidrat dengan protein, akan sia - sia jika porsi protein yang masuk berlebih.

Nadira Diva kemudian memberi tips mudah menakar asupan protein yang dibutuhkan tubuh kita setiap kali makan. Cukup gunakan telapak tangan kita sendiri. Untuk protein ikan, Nadira Diva menyebut satu telapak tangan penuh hingga ujung jari sebagai porsi yang pas. Untuk protein ayam, cukup satu telapak tangan hingga ruas pertama jari. Sedangkan protein daging merah yaitu cukup satu telapak tangan tanpa jari. Tentu ukuran telapak tangan setiap orang bisa jadi berbeda. Maka itulah porsi yang mendekati tepat untuk satu kali makan protein.

Nadira Diva dalam acara Grand Opening PUMA Store Lippo Mall Puri (Dok. PR)
Advertising
Advertising

"Kalau protein dalam bentuk liquid, maka cukup satu sendok makan. Kalau kacang - kacangan, seperempat cup (porsinya)," lanjut Nadira Diva. "Jika Anda sukanya nyemil, itu kan tahu ada nutrition fact-nya di belakang kemasan. Anda tentu bisa melihat ketentuan takaran sajinya. Jangan sampai yang takaran sajinya dua malah dikonsumsi dalam satu waktu sekaligus," ujarnya.

Baca juga: Alasan Jennifer Bachdim Pilih Pola Makan Seimbang Ketimbang Diet

Nadira Diva menambahkan inti dari program diet adalah tentang porsi yang terkontrol. "Makanya program diet itu tidak bisa sama persis antara satu orang dan lainnya. Mungkin bagi dia gaya diet itu berhasil, tapi belum tentu pas pada Anda, Jadi kenalilah dulu kebutuhan Anda," ujarnya.

AURA

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

11 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya