Masih Banyak Anak Senang Membaca Buku, Butuh Peran Orang Tua
Reporter
Astari Pinasthika Sarosa
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 11 April 2018 17:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai penyelenggara pameran buku Big Bad Wolf di Indonesia, Uli Silalahi melihat sendiri kalau sebenarnya masih banyak anak Indonesia yang senang membaca buku. Setelah tiga tahun mengadakan Big Bad Wolf di Indonesia, Uli melihat banyak pengunjung anak-anak.
Karena perkembangan teknologi, banyak yang mengira kalau anak memilih untuk bermain dengan teknologi daripada membaca buku. Padahal, faktanya masih banyak anak-anak yang senang membaca buku. Orang tua memiliki peran besar untuk meningkatkan minat baca anak.
“Sering melihat ibu bawa anak-anak datang ke sini. Bahkan bisa dilihat sekeliling kita orang tua banyak membawa anak-anak, sampai ada orang tua bawa bayi dan membacakan cerita,” jelas Uli Silalahi, Presiden Director PT. Jaya Ritel Indonesia dan penyelenggara pameran buku Big Bad Wolf, di Indonesia Convention Exhibition, BSD City.
Di pameran buku Big Bad Wolf memang terlihat banyak anak kecil dengan semangat membuka buku. Banyak juga orang tua muda yang menggendong bayi sambil membacakan buku cerita anak.
“Tujuan saya, orang datang dulu, di sini bisa baca gratis. Akhirnya membeli buku, itulah kebiasaan yang juga harus dibawa ke rumah, dengan membawa buku pulang ke rumah,” lanjut Uli.
Artikel lain:
7 Manfaat Membaca Buku untuk Bayi
Waktu Membaca dan Pemilihan Buku yang Tepat untuk Bayi
Kecanduan Ponsel Bikin Anak Malas Membaca
Orang tua memiliki peran besar dalam memutuskan barang apa yang diberikan kepada anak. Apakah mereka ingin memberikan teknologi? Apa ingin memberikan mainan? Atau memberikan anak buku.
Sebenarnya, buku yang diberikan ke anak-anak juga tidak harus serius atau buku yang membosankan. Banyak buku yang membutuhkan interaksi anak dan juga meningkatkan motorik anak. Buku anak seperti buku pop-up yang perlu menarik gambar, atau buku yang memiliki tombol bernyanyi juga menjadi pilihan yang bagus untuk anak-anak yang masih kecil. Hal terpenting adalah mereka terbiasa dengan buku daripada dengan teknologi.
Karena Big Bad Wolf adalah pameran yang buka selama 24 jam, Uli melihat kalau sampai malam juga masih banyak anak-anak yang datang bersama orang tua mereka.
“Sampai jam 1 pagi juga masih banyak anak-anak, tapi tidak ada yang menangis,” ujar Uli.