Ilustrasi anak remaja berpacaran diawasi orang tuanya. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika anak-anak masih duduk di taman kanak-kanak dan sekolah dasar, mungkin komunikasi tak terlalu sulit. Kebanyakan anak pada usia tersebut menurut kata orang tua.
Ketika anak duduk di bangku sekolah menengah pertama, Anda akan dibikin kaget. Tak ada sisa-sisa anak penurut pada masa kecil. Anak-anak mulai berubah. Beranjak remaja, mereka lebih sulit didekati dan sukar diajak bicara.
John Duffy, PHD, penulis buku The Available Parent: Radical Optimism for Raising Teens and Tweens, menawarkan beberapa tip untuk berkomunikasi dengan anak remaja, seperti dilansir psychycentral berikut ini.
Perkataan yang jelas Tidak terlalu bertele-tele, ungkapkan langsung pada intinya dengan kata-kata jelas. Anak remaja cenderung tidak mau mendengar bila terlalu panjang, apalagi sambil dimarahi.
Ajukan pertanyaan dengan jawaban terbuka Jangan ajukan pertanyaan dengan jawaban "ya" atau "tidak", tapi gunakan kata tanya bagaimana sehingga anak harus menjelaskan. Anda pun bisa mendapat informasi lebih detail.
Kurangi kritikan Usahakan pernyataan orang tua tidak berupa kritikan atau menunjukkan adanya kesalahan anak. Ungkapan ini akan membuat anak-anak tak nyaman dan membuatnya tertutup. Mereka juga berada pada fase dengan arogansi tinggi jadi akan menjauh bila selalu disalahkan.
Pahami dunia remaja Jangan selalu mendekati anak karena punya agenda tertentu. Coba belajar menyelami dunianya dengan mendengarkan musiknya dan mengetahui apa yang dia sukai. Dengan menyelami dunianya, orang tua akan lebih mudah berbicara dengan remaja dan mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan.
Jadilah teman remaja Tidak melihat remaja sebagai orang lain karena berbagai perubahan tetap menjadikan sebagai anak sekaligus teman. Jaga selalu kedekatan sehingga ia tetap terbuka. Lakukan berbagai kegiatan seperti saat ia masih kecil sehingga si remaja tak pernah kehilangan keluarga. Ia juga tak menghindar dari keluarga dan memilih selalu berkumpul dengan teman-temannya.
Tetap tenang Anak remaja senang beradu argumen, bahkan membantah. Bila ia menyela pembicaraan atau berteriak karena tidak suka, Anda sebaiknya tak langsung memikirkannya, apalagi sampai merasa sakit hati. Tetap tenang dan pegang kendali. Bicaralah baik-baik untuk meluluhkan hatinya. Anda tak perlu terpancing untuk beradu mulut dengannya.