Ilustrasi wanita mengelus perutnya. shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi pasangan yang ingin menjalankan program hamil salah satu aspek penting yang perlu diketahui adalah masa subur wanita. Di era kemudahan teknologi seperti saat ini, banyak aplikasi yang memudahkan wanita untuk mengetahui masa suburnya. Namun sayangnya metode ini terkadang kurang akurat.
Hal ini karena jarang sekali wanita mengalami siklus menstruasi tetap selama 28 hari. "Biasanya wanita akan mengalami siklus menstruasi selama 25-35 hari," ujar dokter spesialis kandungan dan kebidanan, Benny Johan Marpaung.
Lebih lanjut, Benny mengungkapkan ada cara yang lebih sederhana untuk mengetahui masa subur seorang wanita. Pertama adalah melihat dari kenaikan suhu tubuh. Di masa subur, suhu tubuh wanita akan meningkat 0,5 sampai 1 derajat Celsius. "Hal ini terjadi karena basa di dalam tubuh lebih tinggi jadi suhu tubuh akan lebih hangat tapi bukan demam," ujar dokter yang berpraktik di RSIA Asih Panglima Polim, Jakarta, ini.
Tanda tubuh ketika memasuki masa subur yang dapat diketahui selanjutnya adalah munculnya cairan bening dari dalam vagina. "Tanda selanjutnya adalah keadaan yang lebih basah di daerah vagina. Cairan bening dari vagina itu juga menandakan bahwa seorang wanita telah memasuki masa subur," ujar Benny menambahkan.
Namun untuk hasil yang lebih akurat, Benny menyarankan agar menggunakan alat tes ovulasi atau melakukan tes secara medis. "Secara medis kita harus melihat kehadiran folikel atau sel telur di ovarium. Jika Anda sedang melakukan program inseminasi, itu haru mengukur ketebalan dinding rahim juga kekuatan pada sel telur," ujarnya.