Kiat Merapikan Kamar Anak Versi KonMari

Reporter

Yunia Pratiwi

Senin, 13 November 2017 19:31 WIB

Ilustrasi anak membersihkan rumah. clean-organized-family-home.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mari Kondo merupakan konsultan asal Jepang, yang menciptakan metode beres-beres inovatif KonMari. Intinya, metode ini merapikan berdasarkan kategori dan hanya menyimpan hal-hal yang memicu kegembiraan dalam hidup.

Metode KonMari juga dapat digunakan ketika merapikan kamar anak agar segala sesuatunya memicu kegembiraan untuk anak-anak. Namun bukan berarti juga Anda menyingkirkan semua mainan kesayangannya. Mengutip Real Simple, berikut ini panduan dari Mari Kondo untuk merapikan kamar anak.

Baca juga:
Kiat Jadi Teman Diskusi Anak yang Beranjak Remaja
Banyak Acara Tak Sesuai, Orang Tua Mesti Dampingi Anak Nonton TV
Menjejali Anak dengan Beragam Kegiatan, Adakah Manfaatnya?

1. Jangan takut memulainya lebih awal
Kondo mengemukakan anak-anak berumur tiga tahun dapat menggunakan versi modifikasi metode KonMari. "Apa yang orang tua bisa lakukan pada anak-anak adalah memastikan mereka mengerti untuk setiap barang yang dimiliki seharusnya ada tempat di ruangan itu," kata perempuan berumur 32 tahun ini. "Dan setelah barang digunakan, harus diletakkan kembali di tempat yang tepat."

Jika mengingat gagasan itu, merapikan setelah waktu bermain akan menjadi kebiasaan.

2. Rapikan pakaian lebih dulu
Saat Anda menggunakan metode KonMari di kamar anak, mulailah merapikan lemari dan laci lebih dulu. Kumpulkan semua pakaian anak dan taruh di tempat yang telah ditentukan, seperti bagian tengah kamar tidur. Lihatlah setiap pakaian apakah memicu kegembiraan atau masih berguna bagi anak. Jika tidak, barang yang sudah tidak dibutuhkan bisa didonasikan atau dijual.

3. Buat rencana untuk penyimpanan mainan
Kondo mengatakan tidak ada jumlah mainan yang tepat untuk disingkirkan atau disimpan karena setiap anak berbeda. Dia menyarankan untuk memutuskan bersama anak tempat mainan akan disimpan, entah itu di kamarnya atau di area umum rumah, seperti ruang santai atau keluarga.

"Beritahu anak bahwa dia akan bertanggung jawab atas tempat itu dan mintalah mereka menyimpan mainan di sana saat tidak digunakan," kata ibu satu anak ini. Anda dapat menggunakan prinsip-prinsip metode KonMari untuk menentukan mainan mana yang layak disimpan dan mana yang harus disingkirkan.

4. Jangan merasa bersalah membuang karya seni
Setiap orang tua mengalami pekerjaan yang menyiksa untuk menentukan apa yang harus dilakukan dengan banyak lukisan cat air dan kerajinan yang dibawa anak pulang dari sekolah. Kondo mengatakan tidak apa-apa membuang potongan yang bukan favorit Anda atau anak. "Ucapkan terima kasih atas karya seni ini selama beberapa minggu atau bulan serta telah memberi kegembiraan kepada keluarga, dan singkirkan," katanya.

Untuk potongan yang Anda pilih untuk disimpan, menyimpan gambar dan lukisan paling mudah dan paling efisien jika digulung dan dimasukkan ke tabung kertas dan tersimpan tegak. Namun cara terbaik menghargai karya seni anak-anak adalah memajangnya di rumah.

Berita terkait

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

19 jam lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

20 jam lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

4 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

4 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Begini Sosok TikToker Asal Bekasi Galih Loss yang Ditangkap Kasus Penistaan Agama

6 hari lalu

Begini Sosok TikToker Asal Bekasi Galih Loss yang Ditangkap Kasus Penistaan Agama

Di mata tetangga, Galih Loss disebut jarang bercengkerama dengan warga sekitar.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

6 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

6 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

6 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

7 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya