Merokok, Sering Ganti Pasangan,Tingkatkan Risiko Kanker Serviks
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Jumat, 20 Oktober 2017 22:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Risiko wanita perokok terserang kanker serviks tiga kali lipat dibandingkan yang tidak merokok. Begitu kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi Dr dr Tofan Widya Utami Sp.OG (K).
"Perempuan yang merokok terdapat radikal bebas di tubuhnya, memiliki 2,7 atau tiga kali lipat risiko terkena kanker serviks," kata Tofan di Jakarta, Jumat, 20 Oktober 2017. Baca juga: 11 Faktor yang Membuat Kanker Serviks Mengintai
Tofan yang juga dokter dari Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUPN dr Cipto Mangunkusumo menjelaskan faktor risiko lain dari kanker serviks ialah memiliki perilaku seksual yang sering berganti pasangan atau memiliki pasangan yang melakukan kegiatan seksual lebih dari satu pasangan.
Tofan mengungkapkan penelitian yang menyebutkan perempuan yang memiliki lebih dari lima pasangan seksual menyebabkan 12 kali lipat kemungkinan virus penyebab kanker serviks (Human Papiloma Virus, HPV) menetap pada leher rahim dan bisa menimbulkan kanker. Baca: Prediksi Harapan Hidup Pengidap Kanker Serviks dari Stadiumnya
Selain itu, perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual di bawah usia 18 tahun juga berisiko terkena kanker serviks. Dia mengemukakan 99,7 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh virus HPV. Sementara virus HPV, kata Tofan, sangat mudah berpindah dan terdapat di berbagai tempat.
Tofan menerangkan HPV bisa berada di berbagai fasilitas umum seperti jamban atau yang menjadi pegangan tangan, bahkan bisa berpindah hanya dengan jabatan tangan. Oleh karena itu Tofan menekankan pentingnya membiasakan mencuci tangan dengan menggunakan sabun seperti dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Tofan juga menggarisbawahi pentingnya melakukan deteksi dini dengan metode IVA atau papsmear agar kanker serviks bisa disembuhkan sebelum stadium lebih lanjut. Baca juga: Cegah Kanker Serviks Ada KICKS, Apa Itu?
"Kalau hasil IVA positif, jangan takut, harusnya bersyukur karena masih dalam status prakanker, 100 persen bisa sembuh," jelas Tofan.