Penjelasan Dokter soal Kedutan, Bukan karena Ada yang Rindu

Reporter

Antara

Senin, 16 Oktober 2017 21:06 WIB

Ilustrasi mata wanita. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kalau mata tiba-tiba berkedut, itu bukan tanda kedatangan rezeki atau ada yang sedang rindu, tapi isyarat dari tubuh menurut dokter ahli saraf.

"Dengan kemajuan teknologi, sudah ditemukan bahwa itu bukan, bahkan bukan penyakit. Kedutan karena saraf yang mengurusi wajah atau disebut saraf fascialis atau saraf nomor tujuh terganggu oleh pembuluh darah kecil yang menempel di sarafnya," kata dokter spesialis bedah saraf dari National Hospital Surabaya, dr. M. Sofyanto Sp.BS.

Sofyan menjelaskan diameter pembuluh darah itu sekitar dua milimeter, sementara saraf nomor 7 diameternya 1-2 milimeter.

"Akibatnya, karena saraf nomor tujuh ini yang bertugas menggerakkan wajah, pipi, mulut, dia akan merot terus hilang lagi, kejang-kejang wajahnya, lalu hilang lagi," tuturnya.

Baca juga:
Donita Melasik Mata karena Minus 6, Ketahui 4 Tahap Pemeriksaan
Jangan Sembarangan Menato Mata, Risikonya Infeksi dan Buta
Alasan Mata Harus Diistirahatkan Setelah 2 Jam Menatap Komputer

Advertising
Advertising

Kedutan yang hanya sebentar bukan berarti ada masalah. Tapi bila kedutan berlangsung lama dan menimbulkan gangguan mungkin butuh penanganan. Dokter Sofyan mengatakan bahwa kedutan bisa terjadi karena otot lelah, yang bisa diatasi dengan pemijatan.

"Dipijat, selesai. Gerakannya ke arah keluar (dari bawah ke atas) 20 kali," ujarnya.

Namun ada pula kedutan yang berlangsung lama, hingga puluhan tahun, yang mungkin membutuhkan bantuan kalau sampai menimbulkan gangguan.

"Ada satu pasien yang menderita ini hampir 45 tahun. Akhirnya setelah dioperasi bisa sembuh karena ini bukan penyakit, sekedar sarafnya tersentuh," kata Sofyan.

"Kalau kedutan berlanjut, pipi, bibirnya merot separuh, wajahnya merot, berarti itu Hemifacial Spasm (HFS). Tidak dioperasi tidak apa-apa, hanya masalah estetika saja. Tetapi kalau merot terus, lalu dia bawa mobil, bisa menyerempet karena orientasi geometrisnya berubah," tambahnya.

Operasi untuk mengatasi masalah itu perlu kehati-hatian karena pusat masalah berada di daerah batang otak, yang merupakan pusat pengaturan aktivitas. Di sana, pembuluh darah menempel di saraf yang mengurusi wajah atau disebut saraf fascialis atau saraf nomor tujuh.

"Masalahnya, di mana letak saraf nomor tujuh itu? Di batang otak. Untuk mencapai ke sana perlu teknologi dan skill khusus dokternya, sehingga tidak mengganggu struktur di batang otak karena di sana pusat pengaturan aktivitas kehidupan, jantung, kesadaran semua di situ," katanya.

"Melalui lubang kecil melalui mikroskop, kini dokter bisa mendeteksi di mana letak saraf nomor tujuh, delapan. Kemudian pembuluh darah yang menekan bisa dilepaskan, diberi sekat supaya tidak korslet lagi," papar Sofyan.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

6 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

12 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

13 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

17 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya