Donita Melasik Mata karena Minus 6, Ketahui 4 Tahap Pemeriksaan

Reporter

Rini Kustiani

Editor

Rini Kustiani

Senin, 16 Oktober 2017 08:06 WIB

Selebriti Donita ditemui saat menghadiri peluncuran kerjasama online store BliBli.com dengan Mums and Babes di kawasan Pakubuwono, Jakarta, 20 Juni 2016. Donita tampil cantik dengan bentuk tubuh yang ramping meski 7 bulan lalu baru melahirkan anak pertamanya. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Donita memutuskan operasi lasik untuk menghilangkan minus enam di matanya. Dia merasa terganggu dengan masalah penglihatannya itu. Donita juga merasakan banyak hal kurang menyenangkan karena mata minusnya. Saat dia tidak berkacamata dan tidak memakai lensa kontak, Donita sulit melihat wajah orang di sekitarnya.

Baca juga:
Bahaya Mata Minus Tinggi pada Ibu yang Melahirkan, Retina Lepas
Alasan Mata Harus Diistirahatkan Setelah 2 Jam Menatap Komputer

Kendati ada orang yang tersenyum kepadanya, Donita hanya memasang wajah datar karena tak melihat dengan jelas. "Aku sering dibilang sombong, karena enggak pakai kacamata enggak pakai softlens, enggak terlihat wajah orang. Jadi jalan lewat saja," kata Donita di Jakarta Selatan, Sabtu 14 Oktober 2017.

Tak hanya itu, Donita juga pernah mengalami kejadian konyol lainnya saat melakukan briefing di satu acara. Karena tak memakai kacamata, Donita sampai salah arah berbicara dengan orang. "Aku diajak ngomong, terus aku menghadap ke sana bilang 'iya', padahal orangnya di sini. Jadi banyak yang tersinggung juga karena mata aku," ujarnya.

Donita memilih operasi lasik di SMG Eye Clinic agar penglihatannya kembali normal. Meski harus merogoh kocek puluhan juta, Donita mendapat jaminan kembali melihat normal tanpa bantuan kacamata atau lensa kontak.

Advertising
Advertising

Ilustrasi mata. Shutterstock

Dokter Bambang Triwiyono, Sp.M., dari Ciputra SMG Eye Clinic, Jakarta menjelaskan lasik merupakan tindakan laser pada mata seseorang untuk mengurangi kelainan refraksi, misalnya minus, silinder, dan plus. Teknologi lasik mulai berkembang sejak 30 tahun lalu. Hasilnya sangat presisi. Yang lebih mencengangkan, dapat sembuh dalam tempo 24 jam. Lasik, kata Bambang, kali pertama ditemukan pada 1949.

“Kala itu, kita mengenal teknologi Microkeratome. Yakni, presisi instrumen bedah dengan pisau berosilasi yang dirancang untuk membuat flap kornea dalam operasi lasik. Mata dikurangi ketebalannya sehingga kelengkungan kornea mata berubah. Intinya, mengubah titik fokus agar tepat pada retina,” ujar Bambang.

Sebelum menjalani operasi lasik, pasien mesti melalui beberapa tahap pemeriksaan. Pertama, mengecek kelainan refraksi untuk mengetahui apakah mata pasien minus tinggi, sedang, atau ringan. Kedua, memeriksa segmen anterior atau bagian depan mata. Ketiga, mengecek retina mata. Tujuannya, mengetahui kemampuan ketajaman penglihatan.

Keempat, pemeriksaan topografi kornea mata atau kornea pakimetri, yakni prosedur yang digunakan untuk menentukan ketebalan kornea mata dengan menggunakan USG. Tujuannya, mengetahui ketebalan kornea mata seseorang. Jika ketebalan kornea di bawah 500 mikron (1000 mikron setara dengan 1 milimeter) maka pasien tidak dianjurkan menjalani lasik.

“Sisa ketebalan kornea setelah menjalani lasik harus tak kurang dari 250 mikron,” ujar Bambang. Jika nekat, maka pasien akan mengalami risiko berbahaya. Salah satunya, ektasia atau kornea melar meskipun, risiko tersebut sangat jarang ditemukan padaras Asia.

TABLOIDBINTANG

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

11 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

12 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

13 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

13 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

14 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

14 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

14 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya