Hari Kartini, Bagaimana Para Wanita Dulu Berolahraga?

Reporter

Editor

Susandijani

Jumat, 21 April 2017 08:00 WIB

FPC. Bugar Masa Kartini. Revolver.kb.nl

TEMPO.CO, Jakarta -Di era Raden Ajeng Kartini, yang lahir pada 21 April 1879, kehidupannya harus mengikuti tradisi pada masa itu. Misalnya saja tak bisa menuntut ilmu hingga jenjang yang tinggi, dipingit, menikah muda. Sementara, para wanita di belahan dunia lain sudah bisa melakukan banyak hal, seperti pendidikan tinggi hingga menjadi ilmuwan, dan melakukan berbagai aktivitas di luar rumah, termasuk olahraga.

Buat para wanita, terutama yang gemar berolahraga, pasti bisa membayangkan betapa tidak enaknya tak bisa melakukan kegemaran tersebut. Padahal di masa Kartini, olahraga sudah banyak dilakukan oleh para perempuan di dunia barat.

Menurut laman Japanese Center for Research on Women in Sport, sejarah wanita dan olahraga sudah dimulai pada abad ke-19. Menjelang akhir abad ke-19, atau masa Kartini hidup, para wanita sudah banyak yang bermain tenis, golf, ski, menunggang kuda, menekuni panahan, terutama perempuan kalangan atas dan bangsawan.

Dalam foto-foto yang menggambarkan kegiatan olahraga para wanita di masa lalu, terlihat mereka melakukan aktivitas fisik itu dengan pakaian yang mungkin di masa sekarang terkesan ribet dan tidak praktis. Para pemain tenis di masa itu, misalnya, masih mengenakan rok panjang hingga mata kaki, blus lengan panjang, atau bisa juga berupa baju terusan panjang dan juga berlengan panjang, serta topi yang di masa kini tampaknya lebih cocok untuk piknik.

Atlet-atlet putri sudah berpartisipasi pada Olimpiade ke-2 pada 1900. Olimpiade modern pertama digelar di Athena, Yunani – tempat asal Olimpiade kuno – pada 1896 dan hanya diikuti oleh atlet-atlet putra Yunani.

Menurut Komite Olimpiade Internasional (IOC), hanya 12 atlet putri yang tampil pada Olimpiade ke-2 dari total 1066 peserta dari 19 negara. Ke-12 wanita itu hanya turun di dua cabang, golf dan tenis. Pada awal abad ke-20 itu pula renang mulai menjadi olahraga yang digemari para wanita dan akhirnya dilombakan pada Olimpiade ke-5 di Stockholm, Swedia, pada 1912.

Di cabang tenis, nomor untuk putri di Wimbledon sudah dipertandingkan sejak 1884, atau tujuh tahun setelah turnamen akbar itu digelar untuk pertama kali. Adalah Maud Watson yang menjadi juara putri Wimbledon pertama.

Di Amerika Serikat, menurut The Sport Journal, hingga 1870 wanita hanya berolahraga dengan sifat rekreasional, bukan kompetitif, seperti berkuda, berenang, dan olahraga dayung. Barulah pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, wanita memasuki era kompetisi dengan terbentuknya banyak klub olahraga, misalnya klub atletik. Setelah itu, tenis, panahan, dan boling makin populer di kalangan perempuan.

Bagaimana di Indonesia? Di era Kartini, olahraga sudah dilakukan, tapi oleh para wanita Belanda. Salah satu permainan yang populer adalah korfball. Dalam bahasa Belanda korf berarti keranjang, jadi permainan ini mirip bola basket, dan diciptakan oleh Nico Broekhuysen pada 1902. Dalam sebuah foto di laman sejarah juga terlihat kumpulan para wanita dan pria Belanda di sela-sela acara main tenis.

PIPIT

Berita lainnya:
Pilkada Jakarta, Ada Manfaat Ajak Anak ke TPS
Cara Tsania Marwa Peduli pada Telinga Anaknya
Simak 7 Kebohongan yang Sering Dilakukan, Apa Dampaknya?

Berita terkait

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

2 jam lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

1 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

4 hari lalu

Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

27 persen perempuan sebagai pimpinan puncak perusahaan.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

4 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

4 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

6 hari lalu

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

6 hari lalu

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

6 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

6 hari lalu

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.

Baca Selengkapnya