TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom ovarium polikistik (PCOS) merupakan kelainan hormonal yang banyak terjadi di kalangan wanita ketika ovarium menghasilkan jumlah androgen yang tidak normal. Hormon seks pria ini seharusnya hanya dalam jumlah kecil pada wanita. PCOS menjadi salah satu penyebab paling umum infertilitas wanita, dialami sekitar 116 juta wanita (3,4 persen) secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sekitar 40-80 persen wanita PCOS memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di National Library of Medicine. “Di Amerika Serikat, beberapa penelitian melaporkan bahwa prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas pada wanita dengan PCOS mencapai 80 persen,” menurut penelitian tersebut.
Karena prevalensi PCOS yang tinggi di antara wanita obesitas atau kelebihan berat badan, sering dianggap bahwa mereka yang kekurangan berat badan atau memiliki berat badan normal tidak berisiko terkena gangguan tersebut. Namun, ternyata tidak. Faktanya, antara 20-50 persen wanita yang masuk dalam kategori PCOS memiliki berat badan normal atau cenderung kurus. PCOS yang dialami wanita kurus disebut "lean PCOS".
Soumya Krishnaiah, konsultan obstetri dan ginekologi di India, mengatakan bahwa lean PCOS mengacu pada PCOS yang mempengaruhi orang yang tidak obesitas atau kelebihan berat badan. "Pada lean PCOS, wanita memiliki semua gejala PCOS lainnya tetapi BMI mereka kurang dari 25," kata dia, seperti dikutip Indian Express, Kamis, 15 Desember 2022.
Baca juga: Efek Samping PCOS pada Wanita, dari Mulai Kista Hingga Jerawat
Lean PCOS mungkin memiliki masalah kesehatan yang sama dengan jenis PCOS lainnya. Namun, efek diabetes dan resistensi insulin biasanya tidak terlalu parah. Selain itu, perawatan ovulasi dan kesuburan biasanya hasilnya lebih baik pada wanita dengan lean PCOS.
Krishnaiah menambahkan bahwa lean PCOS tidak mudah didiagnosis karena kebanyakan pasien mengalami obesitas. “Sebelum mendiagnosis seseorang dengan lean PCOS, kami mengesampingkan gangguan hormonal lain seperti tiroid, hiperprolaktinemia, dll,” katanya.
Gejala PCOS
Berikut adalah beberapa gejala yang harus diwaspadai pada PCOS
-Kesulitan dengan siklus menstruasi termasuk pendarahan yang tidak teratur atau berlebihan atau tidak ada pendarahan sama sekali.
-Jerawat
-Pertumbuhan rambut kasar dan gelap yang berlebihan pada bagian tubuh seperti dada, paha, dan wajah
Resistensi insulin dapat mengakibatkan perubahan pada diabetes dan kadar gula darah tinggi
-Infertilitas terkait anovulasi.
Penyebab PCOS
Krishnaiah mengatakan bahwa lean PCOS disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan pola makan terkait stres, kurang olahraga, gaya hidup yang tidak menentu, dll.
Hormon androgen seperti testosteron dan DHEA yang diproduksi oleh ovarium atau kelenjar adrenal lebih banyak dibandingkan dengan yang seharusnya.
Pengobatan PCOS
Jyothi Patil, konsultan infertilitas, mengatakan bahwa lean PCOS mungkin mengalami efek kesehatan jangka panjang dan keterlambatan diagnostik yang serupa dengan mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Inilah cara mengelola PCOS, menurut Patil.
-Modifikasi gaya hidup harus dilakukan. Latihan minimal 45 menit yang melibatkan kardio, pernapasan, dan jalan cepat sangat penting.
-Tingkatkan asupan protein dan kurangi karbohidrat. Diet seimbang adalah kuncinya
-Jika gejala terus berlanjut, lebih baik minum obat hormonal seperti yang diresepkan oleh spesialis kesuburan.
Meski penanganannya hampir mirip, dokter tidak menganjurkan menurunkan berat badan jika PCOS kurus. Cukup jaga berat badan, memperbanyak olahraga, dan mengatur pola makan.
INDIAN EXPRESS
Baca juga: 9 Tanda PCOS, Gangguan Hormon yang Bikin Haid Tidak Teratur dan Sulit Hamil
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.