Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terlambat Diagnosis, Kehamilan Ektopik Bisa Mengancam Jiwa Ibu

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi test pack kehamilan. Freepik.com
Ilustrasi test pack kehamilan. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kehamilan ektopik terjadi sekitar 0,25-2,0 persen dari seluruh kehamilan secara global menurut National Library of Medicine tahun 2016. Namun, banyak yang tidak menyadari kehamilan ini atau baru setelah mengalami gejala. Padahal kehamilan ektopik adalah penyebab utama kematian ibu pada trimester pertama.

Demikian diungkapkan Anitha Kunnaiah, konsultan senior obstetri dan ginekologi spesialis infertilitas, di India. 

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel dan berkembang di luar rahim, paling sering di saluran tuba tetapi jarang di tempat lain seperti ovarium atau rongga perut. 

Deepti Asthana, konsultan senior obstetri dan ginekologi, mengatakan bahwa kebanyakan wanita menganggap kehamilan selalu terjadi di dalam rahim. Karena itu, banyak yang tidak menyadari pentingnya pemeriksaan ultrasonografi meskipun mungkin mengalami tanda-tanda yang tidak biasa seperti nyeri perut bagian bawah atau pendarahan dari vagina. "Ini karena kesadaran tentang kehamilan ektopik masih rendah, bahkan di antara populasi yang berpendidikan,” kata Asthana, seperti dilansir Indian Express, Sabtu, 10 Desember 2022. 

Penyebab kehamilan ektopik

Penyebab kehamilan ini tidak diketahui dengan jelas. Namun, beberapa faktor risiko dikaitkan dengan kehamilan ektopik, termasuk gangguan hormonal, riwayat merokok, perawatan kesuburan seperti fertilisasi in-vitro (IVF), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, usia ibu 35 tahun atau lebih, riwayat penyakit seperti endometriosis, penyakit radang panggul, infeksi menular seksual (IMS). Selain itu, riwayat operasi panggul atau perut, dan pasca tubektomi, atau penempatan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) juga meningkatkan risikonya. 

“Wanita seperti itu berisiko lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik dan perlu lebih waspada. Mereka harus memantau kadar beta HCG (human chorionic gonadotropin) dalam darah. HCG adalah hormon yang diproduksi selama kehamilan setiap 48 jam, yang dapat membantu diagnosis dini kehamilan ektopik," kara dokter kata dokter Obgyn Shilpi Reddy. Jika kadar hormon ini kurang atau tidak berlipat ganda dalam 48 jam, ini mungkin mengindikasikan kehamilan ektopik.

Tanda kehamilan ektopik

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanda-tanda kehamilan ektopik biasanya mulai terlihat antara minggu keempat dan ke-12 kehamilan. Namun, banyak wanita yang tidak mengalami gejala apa pun pada awalnya. Karena itulah diperlukan pemeriksaan USG. “Namun, dalam kasus kehamilan ektopik yang pecah, pasien mengalami pendarahan dan atau sakit perut," kata Kunnaiah berbagi.

Gejala yang paling umum termasuk rasa sakit yang parah di satu sisi perut, yang bisa berupa rasa sakit yang menusuk atau yang terus meningkat dan tidak mereda bahkan dengan obat penghilang rasa sakit ringan. Juga, tekanan darah rendah, episode pingsan, dan jika pecah, nyeri terus-menerus di satu sisi, adalah beberapa ciri kehamilan ektopik.

INDIAN EXPRESS

Baca juga: 10 Komplikasi Kehamilan yang Paling Sering Ditemui

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

9 jam lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

1 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil minum cukup air. (dok. Aqua)
Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.


Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

4 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.


Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

6 hari lalu

Bayi perempuan Palestina, berhasil diselamatkan dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh yang terbunuh dalam serangan Israel bersama suaminya Shokri dan putrinya Malak, terbaring di inkubator di rumah sakit Al-Emirati di Rafah di Jalur Gaza selatan 21 April 2024. Bayi tersebut ditempatkan di inkubator di rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya. REUTERS/Mohammed Salem
Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

11 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

12 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

21 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

23 hari lalu

Ilustrasi wanita mual. Freepik.com
Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?


4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

24 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Foto: Unsplash/Kevin Liang
4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.


Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

25 hari lalu

Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur