TEMPO.CO, Jakarta - Banyak alasan yang menyebabkan gangguan kesuburan pada perempuan, dari gangguan tuba falopi hingga sindrom ovarium polikistik atau PCOS. Pil kontrasepsi atau pil KB juga sering disebut sebagai penyebab perempuan sulit hamil. Tapi, apakah pemakaian kontrasepsi hormon menyebabkan gangguan kesuburan?
Anitha Kunnaiah, ahli obstetri dan ginekologi yang juga konsultan infertilitas di India mengatakan pil KB hanya menghentikan ovulasi sehingga dapat mencegah kehamilan, tapi tidak mempengaruhi kesuburan dengan cara apa pun.
Sebuah laporan dari 2018 yang diterbitkan di National Library of Medicine menyimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi, terlepas dari durasi dan jenisnya, tidak memiliki efek negatif pada kemampuan wanita untuk hamil setelah penghentian penggunaannya dan tidak secara signifikan menunda kesuburan.
Kunnaiah menjelaskan bahwa pil tersebut mengandung hormon progestin dan estrogen serta membantu menghentikan ovulasi selain mengentalkan lendir serviks, sehingga sperma tidak dapat melakukan perjalanan dengan mudah untuk membuahi sel telur. "Pil itu tidak berpengaruh pada kesuburan di masa depan," ujar dia, dikutp dari Indian Express, Kamis, 3 November 2022.
Lantas, apa yang membuat wanita merasa pil bisa menyebabkan kemandulan? Salah satu alasannya, menurut Kunnaiah, adalah karena hormon yang dikeluarkan oleh pil KB menghentikan ovulasi dan butuh waktu beberapa saat agar siklus menstruasi kembali seperti semula.
Radhika Badanahatti, konsultan obstetri dan ginekologi, menambahkan bahwa penggunaan teratur mempengaruhi siklus menstruasi dengan penekanan sebagian atau keseluruhan dari siklus normal. "Oleh karena itu, ketika berhenti minum pil, perlu waktu untuk mengatur ulang siklus menstruasi. Hal ini menyebabkan kesalahpahaman pada wanita yang berpikir bahwa meminum pil dapat membuat mereka tidak subur," kata dia.
Menanggapi jika pil tersebut dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, ia menambahkan, bila pil KB hormonal tidak digunakan secara teratur dapat menyebabkan bercak. "Dalam beberapa kasus, pil juga dapat menyebabkan amenore pasca pil. Tapi, harus diketahui bahwa pil ini juga digunakan untuk mengatur ketidakteraturan menstruasi. ”
Jika wanita berencana menghentikan penggunaan kontrasepsi karena ingin hamil, itu dapat dilakukan kapan pun. Namun, Badanahatti menyarankan untuk menyelesaikan siklus pil KB saat ini dan kemudian menghentikannya. “Ini akan membantu menjaga siklus menstruasi berjalan seperti biasa,” dia menambahkan.
Bagi mereka yang merasa bahwa mereka mungkin membutuhkan waktu untuk hamil setelah menghentikan pil kontrasepsi, Kunnaiah berkata, “Tubuh tidak perlu waktu untuk 'membersihkan' hormon pengendalian kelahiran. Faktanya, perempuan bisa hamil dalam waktu satu atau dua bulan setelah menghentikan sebagian besar jenis alat kotnrasepsi.”
Baca juga: Cola dan Minuman Bersoda Bisa Menurunkan Kesuburan, Ini Sebabnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.