TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melahirkan buah hatinya, ibu diharuskan memberikan air susu ibu (ASI). Apa manfaat menyusui bagi ibu dan bayi?
Dikutip dari promkes.kemkes.go.id, ASI adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru lahir yang bersifat eksklusif, sebab diberikan saat bayi baru lahir hingga berusia enam bulan. Ada berbagai manfaat menyusui, tidak hanya bagi ibu, tapi juga bagi si bayi.
Baca Juga:
Manfaat Menyusui bagi Ibu
Dilansir dari cimsa.fk.ugm.ac.id, berikut adalah manfaat menyusui bagi ibu:
1. Menurunkan risiko kanker payudara
Sebuah tinjauan studi di 30 negara menunjukkan, risiko kanker payudara bisa berkurang 4,3 persen setiap 12 bulan menyusui. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), diperkirakan pemberian ASI dapat mencegah 20 ribu kematian ibu karena kanker payudara setiap tahunnya.
2. Mencegah penyakit tertentu
Berbagai studi menemukan, menyusui dapat mencegah beberapa penyakit bagi si ibu. Penyakit-penyakit itu adalah diabetes tipe 2, rheumatoid arthritis, penyakit jantung, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
3. Kontrasespsi alami
Durasi menyusui yang lama dikenal mampu menunda periode menstruasi sehingga bisa memperpanjang waktu antara kehamilan. Ini adalah metode kontrasepsi alami yang disebut Metode Amenore Laktasi (MAL).
4. Mengurangi depresi pasca melahirkan
Kementerian Kesehatan mengatakan, kondisi kesehatan dan mental ibu akan lebih stabil saat masa menyusui. Selain itu, menyusui juga bisa mengatasi trauma secara perlahan bagi ibu yang mengalami baby blues syndrome, terlebih jika belum terbiasa memberikan ASI eksklusif pada bayi.
5. Mempercepat pemulihan pasca melahirkan
Saat menyusui, hormon oksitosin akan dikeluarkan. Hormon inilah yang akan mengembalikan rahim ke ukuran normal dengan cepat dan mengurangi pendarahan pasca melahirkan.
Manfaat Menyusui bagi Bayi
Dilansir dari Healthline, begini manfaat menyusui bagi bayi:
1. Memberikan nutrisi ideal
ASI memiliki komposisi dan proporsi yang tepat bagi bayi. Komposisinya bahkan berubah sesuai dengan kebutuhan bayi, terutama selama bulan pertama kehidupan.
Setelah melahirkan, payudara ibu menghasilkan cairan kental kekuningan yang disebut kolostrum. Kolostrum mengandung senyawa bermanfaat, tinggi protein, dan rendah gula. Ini adalah susu pertama yang ideal untuk membantu perkembangan saluran pencernaan bayi yang belum matang.
2. ASI mengandung antibodi penting
ASI sarat mengandung antibodi yang membantu bayi melawan virus dan bakteri. Kolostrum pada ASI mengandung sejumlah besar immunoglobulin A (IgA) dan antibodi-antibodi lainnya.
IgA mampu melindungi bayi dari sakit dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem pencernaan. Ini berbeda dengan susu formula yang tidak memberikan perlindungan antibodi untuk bayi. Banyak studi juga menunjukkan, bayi yang tidak diberi ASI lebih rentan terhadap masalah kesehatan, seperti pneumonia, diare, dan infeksi.
3. Mengurangi risiko penyakit
Menyusui dapat mengurangi risiko bayi dari berbagai penyakit, seperti infeksi telinga tengah, infeksi saluran pernapasan, penyakit akut saluran pernapasan dan pencernaan, pilek dan infeksi, infeksi usus, kerusakan jaringan usus, sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), penyakit alergi, asma, dermatitis atopik, eksim, penyakit usus, diabetes, dan leukimia masa kecil.
4. Meningkatkan berat badan
Menyusui bisa meningkatkan berat badan sehat dan membantu mencegah obesitas pada masa anak-anak. Bayi yang diberi ASI memiliki lebih banyak leptin, yaitu hormon kunci untuk mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak. Studi menunjukkan, menyusui bayi selama lebih dari empat bulan menurunkan risiko bayi mengalami kelebihan berat badan.
5. Membuat anak lebih pintar
Studi menemukan, bayi yang disusui memiliki skor kecerdasan lebih tinggi. Selain itu, bayi yang diberi ASI lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan perilaku kesulitan belajar seiring bertambahnya usia. Studi juga menunjukkan, menyusui memiliki efek positif yang signifikan terhadap perkembangan otak jangka panjang bayi.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: 5 Manfaat Menyusui buat Mentalitas Ibu