TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kesehatan umumnya muncul dengan tanda dan peringatan. Dalam kasus kanker ovarium, misalnya, ada beberapa tanda dan gejala halus, menurut Niti Raizada, direktur, onkologi medis dan onkologi hemato, Rumah Sakit Fortis, Richmond Road, Bangalore, India.
Dia menjelaskan bahwa kanker ovarium dimulai pada organ wanita yang menghasilkan sel telur yang dikenal sebagai ovarium. Kanker ini adalah yang ketiga umum di antara wanita di dunia. "Riwayat kanker keluarga merupakan bagian penting dari evaluasi," kata Raizada, dikutip dari Indian Express, Jumat, 25 Maret 2022.
Menurut dokter, kanker ovarium sering kali muncul tanpa gejala yang jelas. Jika menimbulkan gejala, yang dirasakan antara lain perut kembung; perubahan kebiasaan buang air besar, gangguan pencernaan, atau mual; adanya cairan di perut yang disebut asites, penurunan berat badan dan kelelahan umum; ketidaknyamanan panggul; sakit punggung; frekuensi buang air kecil meningkat.
Gejala kanker ovarium lainnya adalah menstruasi yang tidak teratur, kesulitan makan, dan masalah kencing. Biasanya tiga gejala terakhir ini muncul pada stadium lanjut kanker ovarium, ketika telah menyebar ke panggul dan perut.
“Sayangnya, tidak ada gejala pada tahap awal. Ketika kanker muncul di ovarium, itu adalah yang paling mudah untuk diobati. Setiap wanita yang memiliki indung telur berisiko terkena kanker ovarium, meskipun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko ini,” jelas Raizada.
Untuk mengurangi risiko kanker ovarium, inilah tips yang bisa dilakukan.
1. Diet dan olahraga
Rezim olahraga mingguan dan diet sehat adalah penting. Banyak buah-buahan, sayuran dan makanan yang kaya vitamin D adalah beberapa langkah diet. Berolahraga 30-40 menit setiap hari dapat mengurangi risiko hingga 20 persen. Memiliki gaya hidup aktif.
2. Kontrasepsi oral
Kontrasepsi oral di kalangan wanita diketahui mengurangi risiko kanker ovarium hingga 50 persen, tetapi perlu konsultasi medis sebelumnya. Lamanya konsumsi dengan risiko juga berhubungan.
3. Menghindari karsinogen
Karsinogen adalah zat yang mampu menyebabkan kanker. Zat seperti bedak (bedak bayi, deodoran vagina, dan makeup) diketahui memiliki hubungan yang tidak pasti.
4. Kehamilan dan menyusui
Wanita yang telah melahirkan setidaknya satu anak, terutama sebelum usia 30 tahun, memiliki risiko lebih rendah terkena kanker ovarium dan bahkan kanker payudara. Menyusui juga diketahui menurunkan risiko.
5. Gaya hidup sehat
Menghindari penggunaan dan paparan produk tembakau tidak hanya dapat menurunkan risiko kanker ovarium, tetapi juga banyak jenis kanker lainnya. Bersamaan dengan itu, batasi juga konsumsi alkohol.
6. Tautan Genetik
Beberapa kanker ovarium terkait dengan perubahan genetik dan keluarga dengan beberapa kasus kanker payudara dan ovarium. Salah satu mutasi penting tersebut disebut BRCA1 (gen kanker payudara 1) dan BRCA2 (gen kanker payudara 2). Mengidentifikasi keluarga dan risiko genetik akan membantu strategi pengurangan risiko.
Kelompok berisiko tinggi sebaiknya rutin melakukan skrining untuk kanker ovarium. Metode skrining ini termasuk USG trans-vaginal dan serum Ca125 (tes darah). Alat skrining umumnya non-invasif.
Baca juga: 6 Faktor yang Bikin Wanita Berisiko Tinggi Terkena Kanker Ovarium
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.