Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Hal yang Harus Diperhatikan Wanita saat Lari, Terutama Payudara dan Miss V

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi berlari menggunakan masker. Shutterstock.com
Ilustrasi berlari menggunakan masker. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum berlari, kita semua memikirkan hal-hal seperti memakai kaus kaki yang menyerap keringat, mengisi bahan bakar diri sendiri, membawa botol air minum, dan daftar putar yang sempurna untuk membuat kita tetap termotivasi. Tetapi sebagai seorang wanita, ada hal-hal lain yang perlu diingat dan dijaga sebelum kita mulai berlari. Seperti payudara, rahim, dan vagina.

Berlari memengaruhi seluruh tubuh kita. Jika Anda menyadarinya, ada korelasi antara lari berkeringat dan infeksi jamur. Berikut adalah empat hal yang terjadi pada pelari wanita dan apa yang dapat mereka lakukan, seperti dilansir dari laman Times of India.

4 hal yang harus diperhatikan wanita saat berlari

1. Cairan normal

Ketika Anda kembali ke rumah setelah berlari dan menemukan lebih banyak cairan dari biasanya di celana pendek Anda, jangan panik. Berlari tidak membuat tubuh Anda menghasilkan lebih banyak keputihan, itu membuat Anda mengeluarkan lebih banyak.

Latihan berdampak tinggi seperti lari menghasilkan pelepasan yang keluar. Jika Anda merasa tidak nyaman mengeluarkan cairan, Anda bisa memakai panty liner tipis. Jika Anda melihat keluarnya cairan disertai kemerahan dan gatal, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami ketidakseimbangan pH, infeksi jamur atau bakteri di bawah sana.

2. Payudara yang besar bisa membuat Anda tidak nyaman jika tidak ditopang dengan baik

Payudara yang lebih besar dapat bergerak lebih dari lima inci ke atas dan ke bawah dan payudara yang lebih kecil dapat menahan banyak tenaga saat berlari. Berlari berjam-jam setiap minggu bisa membuat payudara Anda naik turun ribuan kali.

Seringkali pantulan bertambah untuk mengubah bentuk lari Anda. Anda mungkin akan membungkukkan bahu atau meminimalkan gerakan lengan Anda. Ini dapat melukai bentuk tubuh Anda dan meningkatkan kemungkinan cedera. Anda bisa mengatasi masalah ini dengan mengenakan bra dengan elemen penyangga tinggi.

3. Bisa terjadi kebocoran urin

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berlari dapat memperburuk gejala pada orang yang sudah mengalami melemahnya otot dasar panggul. Ini sebagian besar terjadi setelah persalinan pervaginam atau wanita yang sedang atau mendekati menopause.

Saat rahim terkulai dalam kondisi seperti itu, bisa menekan kandung kemih dan uretra hingga menyebabkan kebocoran. Berolahraga meningkatkan tekanan intra-abdominal Anda dan gerakan memantul dapat memaksa rahim Anda lebih menekan kandung kemih dan uretra Anda.

Anda harus buang air kecil sebelum keluar untuk berlari dan tidak menahannya. Anda juga dapat beristirahat saat Anda merasa membutuhkannya. Selain itu, Anda bisa melakukan latihan untuk memperkuat otot dasar panggul Anda. Jika inkontinensia menghalangi kecintaan Anda pada berlari, Anda dapat bekerja sama dengan terapis untuk memperkuat otot dasar panggul Anda.

Baca juga: Tips Tetap Cantik saat Lari, Jangan Lupa Pelembap dan Tabir Surya

4. Gesekan tidak terbatas pada paha

Sebagian besar dari kita pernah mendengar dan bahkan pernah mengalami paha lecet. Tapi lecet pada payudara, puting dan vulva juga merupakan suatu hal. Tapi jangan malu. Sejumlah pelari wanita mengeluh bahwa labia minora mereka lecet saat berolahraga.

Anda dapat mengurangi kemungkinan terjadinya lecet dengan mengoleskan krim anti lecet sebelum dan setelah berlari. Anda dapat mencoba mengenakan bawahan yang nyaman, yang akan membantu labia Anda tetap di tempatnya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Pasien penyakit Minamata bawaan Yuji Kaneko di Oruge-Noa, menyantap makanan di sebuah kelompok perawatan untuk orang-orang cacat di Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang, 13 September 2017. Kaneko lahir di Minamata pada tahun 1955 dan semua dari anggota keluarganya penderita penyakit Minamata. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?


Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

2 hari lalu

Ilustrasi Lyme Disease. Webmd.com
Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.


Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

4 hari lalu

Pelari marathon Indonesia Agus Prayogo melakukan selebrasi usai berhasil memasuki garis finis pada lomba maraton SEA Games 2023 di kawasan situs warisan budaya dunia UNESCO Angkor Wat, Siem Reap, Kamboja, Sabtu 6 Mei 2023. Pelari asal Jawa Barat tersebut berhasil meraih medali emas pertama untuk cabang atletik. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.


Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

5 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.


Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

8 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. Dok. Save The Children
Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

10 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

11 hari lalu

Kolam terapi ikan di Setu Babakan, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, dibuka gratis untuk masyarakat mulai Selasa (25/8/2020).(ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)
Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.


Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

19 hari lalu

Ilustrasi pria menggunakan ponsel di toilet. buzznigeria.com
Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.


Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

21 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.


WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

23 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.