TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian wanita menjalani persalinan normal yang kadang prosesnya bisa sangat melelahkan. Setelah itu, ibu harus bayi baik siang maupun malam. Tak sedikit ibu yang mungkin melupakan kesehatannya sendiri, padahal ada beragam masalah yang dapat muncul usai melahirkan.
Beberapa faktor lain juga dapat memengaruhi kondisi ibu usai melahirkan. normal Masalah pasca-persalinan bisa saja hal yang umum terjadi atau lebih serius. Bahkan munculnya penyakit setelah persalinan normal dapat membahayakan jiwa ibu.
Berikut ini gangguan kesehatan usai persalinan normal
1. Pendarahan hebat
Pendarahan hebat atau hemorrhage hanya terjadi pada 2% kelahiran. Kondisi ini paling sering terjadi setelah proses persalinan yang lama, kelahiran kembar, atau saat rahim terinfeksi. Hemorrhage biasanya terjadi karena rahim gagal berkontraksi dengan benar setelah mengeluarkan plasenta, serta adanya robekan pada rahim, leher rahim, atau vagina. Akan tetapi, jika pendarahan dimulai sekitar satu atau dua minggu setelah melahirkan, kemungkinan disebabkan oleh potongan plasenta yang tersisa di rahim.
2. Infeksi rahim
Umumnya, plasenta keluar melalui vagina dalam waktu 20 menit setelah bayi dilahirkan. Namun, plasenta yang tetap berada di dalam rahim bisa menyebabkan infeksi. Selain itu infeksi kantung ketuban selama persalinan juga dapat menyebabkan infeksi rahim pasca-persalinan.
Ketika mengalami infeksi rahim, gejala yang mungkin Anda rasakan yaitu demam tinggi, denyut jantung cepat, jumlah sel darah putih abnormal, pembengkakan, rahim melunak, dan keluarnya cairan berbau busuk. Ketika jaringan di sekitar rahim juga terinfeksi, rasa sakit dan demam yang Anda rasakan bisa sangat parah.
3. Infeksi ginjal
Infeksi ginjal dapat terjadi jika bakteri dari kandung kemih menyebar ke ginjal. Gejala infeksi ginjal yang mungkin Anda alami, yaitu sering buang air kecil, sulit menahan keinginan buang air kecil, demam tinggi, sakit saat kencing, dan sakit punggung. Kondisi ini bisa terjadi di minggu-minggu awal setelah melahirkan.
4. Mastitis
Mastitis atau infeksi payudara biasanya ditandai dengan payudara yang melunak dan membengkak. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat stres, atau puting yang lecet. Gejala mastitis yang mungkin Anda rasakan, yaitu demam, kedinginan, kelelahan, sakit kepala, mual, dan muntah. Akan tetapi, kondisi ini tidak memengaruhi ASI Anda sehingga tetap dapat menyusui bayi.
5. Wasir dan sembelit
Wasir dan sembelit dapat terjadi karena tekanan rahim dan janin yang meningkat pada vena perut bagian bawah. Keduanya cukup umum terjadi pada ibu hamil dan pasca-persalinan. Ketika kondisi ini terjadi, Anda akan merasakan ketidaknyamanan dan gatal pada anus, sulit BAB, bahkan pada kasus yang parah bisa terjadi pendarahan.
Baca juga: Bayi Sungsang Bisa Persalinan Normal, Tapi Pahami Risikonya
6. Depresi pasca-persalinan
Suasana hati yang berubah-ubah atau merasa lebih banyak menangis pada minggu-minggu pertama pertama setelah melahirkan merupakan hal yang normal. Kondisi ini disebut dengan baby blues. Akan tetapi, jika berlangsung lebih dari beberapa minggu atau mengganggu kemampuan Anda untuk merawat bayi, maka mungkin saja Anda mengalami depresi pasca-persalinan. Depresi tersebut bisa membuat ibu kesulitan dalam mengurus si Kecil dengan baik.
7. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine umum terjadi pada ibu yang melahirkan normal. Kondisi ini membuat Anda tidak dapat mengontrol buang air kecil saat tertawa, bersin, batuk, atau gerakan yang mengocok perut lainnya. Inkontinensia urine terjadi karena otot dasar panggul yang melemah atau cedera saat persalinan. Meski tak berbahaya, namun kondisi ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa malu.