Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Anggap Sepele, Cacingan Bisa Mengintai Orang Dewasa

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi wanita memegang perut. Pixabay.com/Natasya Gepp
Ilustrasi wanita memegang perut. Pixabay.com/Natasya Gepp
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cacingan umumnya di alami anak-anak. Namun ternyata orang dewasa juga bisa mengalaminya. Kondisi ini terjadi ketika ada cacing parasit yang ada di usus. Bentuknya bisa berupa cacing pipih dan cacing gelang, bergantung pada jenis cacing apa yang menginfeksi.

Gejala cacingan pada orang dewasa umumnya diawali dengan diare serta rasa gatal di sekitar rektum atau vulva. Namun pada beberapa orang, gejala cacingan pada orang dewasa bisa tidak terasa sama sekali. Meski begitu jangan menyepelekan cacingan terlebih pada penderita masalah kekebalan tubuh dan lansia karena dapat menyebabkan komplikasi.

Beberapa gejala cacingan pada orang dewasa yang umum dirasakan di antaranya nyeri perut, diare, mual, muntah, kembung, lemas, berat badan turun drastis, darah di feses, seeta gatal dan ruam di sekitar rektum/vulva. Selain itu, orang yang mengalami cacingan juga bisa menderita disentri. Ciri-ciri disentri adalah saat penderitanya mengalami diare yang mengeluarkan darah.

Hal yang paling banyak menyebabkan cacingan adalah mengonsumsi makanan yang belum benar-benar matang seperti makan daging mentah atau dari sumber protein hewani lainnya.

Selain itu, beberapa penyebab cacingan lain adalah konsumsi air yang terkontaminasi, konsumsi tanah yang terkontaminasi, kontak dengan feses yang terkontaminasi atau sanitasi dan kebersihan buruk. Ketika seseorang mengonsumsi substansi yang terkontaminasi, maka parasit akan masuk ke dalam usus. Tak hanya itu, parasit ini juga akan bereproduksi dan bertumbuh di dalam usus.

Ketika ukuran cacing semakin banyak dan besar, gejala cacingan pada orang dewasa biasanya mulai muncul. Menurut World Health Organization (WHO), setidaknya 10% orang yang tinggal di negara berkembang rentan terkena cacingan. Hal ini berkaitan dengan tingginya kemungkinan minum air dari sumber yang terkontaminasi. Ditambah lagi dengan sistem sanitasi di beberapa negara berkembang yang masih buruk.

Pada tempat dengan sanitasi buruk, anak-anak paling rentan mengalami cacingan. Mereka bisa menyentuh pasir yang terkontaminasi saat bermain dan tanpa sengaja memasukkan tangan ke mulut tanpa mencucinya terlebih dahulu. Jadi, perkenalkan budaya mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sejak usia dini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika muncul gejala cacingan pada orang dewasa, segera konsultasikan pada dokter. Gejala seperti munculnya darah di feses, muntah berkali-kali, suhu tubuh naik, hingga dehidrasi berat harus segera mendapatkan penanganan medis. Umumnya, dokter akan mengambil beberapa sampel feses untuk mengetahui apakah ada parasit dalam tubuh orang yang mengalami gejalanya.

Selain itu, ada juga tes yang disebut “Scotch tape” yaitu mengaplikasikan selotip ke anus beberapa kali. Tujuannya untuk tahu apakah ada telur dari cacing kremi yang bisa dilihat lewat mikroskop. Apabila tidak terdeteksi telur atau cacing, dokter akan meminta pemeriksaan darah untuk tahu apakah ada reaksi antibodi karena terinfeksi parasit. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes pemindaian dengan X-Ray atau CT-scan bergantung pada kondisi pasien.

Bergantung pada gejala cacingan pada orang dewasa yang terjadi, dokter akan memberikan beberapa opsi untuk mengatasinya. Beberapa perawatan yang umum diberikan adalah pemberian obat berjenis mebendazole dan albendazole.

Berbeda jenis parasit yang menginfeksi tubuh, berbeda pula jenis obat yang diberikan. Setelah mengonsumsi obat beberapa minggu, gejala cacingan pada orang dewasa akan membaik. Dokter bisa meminta pasien datang kembali untuk memastikan infeksi cacing sudah sembuh.

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


World Water Forum ke-10, Perpamsi: Momentum Perbaikan Tata Kelola Air

2 hari lalu

Seorang pria duduk di tepi kolam renang dengan latar belakang logo World Water Forum ke-10, di Jakarta pada 24 Maret 2024. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt)
World Water Forum ke-10, Perpamsi: Momentum Perbaikan Tata Kelola Air

World Water Forum ke-10 diharapkan membawa perubahan dari sisi tata kelola air.


Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

5 hari lalu

Kolam terapi ikan di Setu Babakan, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, dibuka gratis untuk masyarakat mulai Selasa (25/8/2020).(ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)
Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.


Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

18 hari lalu

Ilustrasi mudik bersama anak dengan sepeda motor. ANTARA
Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?


Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

29 hari lalu

Penting untuk menjaga kesehatan selama musim hujan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Ini tips menjaga kesehatan di musim hujan. Foto: Canva
Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.


Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

38 hari lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.


5 Tips Menghindari Dehidrasi saat Berpuasa

38 hari lalu

ilustrasi menyiram air untuk mengurangi dampak dehidrasi. Shutterstok
5 Tips Menghindari Dehidrasi saat Berpuasa

Dehidrasi saat puasa tetap dapat dicegah, salah satunya dengan penuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh agar tetap seimbang.


8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

39 hari lalu

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc
8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

Pakar kesehatan menjelaskan delapan penyakit yang paling umum menyerang anak-anak, dari campak sampai cacar air.


Biotech Septic Tank Jadi Teknologi Sanitasi yang Ramah Lingkungan

51 hari lalu

Biotech Septic Tank Jadi Teknologi Sanitasi yang Ramah Lingkungan

PT. Inter Multi Fiberindo menghadirkan Biotech Septic Tank sebagai solusi sanitasi yang efektif dan ramah lingkungan.


Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030, Pedoman Penyediaan Toilet Layak Bagi Pelajar

58 hari lalu

Siswa menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari pertama di halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kenari 07 dan 08, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Juli 2023. MPLS bagi siswa baru adalah kegiatan pertama yang dilakukan ketika masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030, Pedoman Penyediaan Toilet Layak Bagi Pelajar

Kemendikbudristek meluncurkan roadmap sanitasi sekolah 2024-2030. Upaya pemerataan akses toilet yang layak bagi semua sekolah.


90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

22 Februari 2024

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.