TEMPO.CO, Jakarta - Diare saat puasa tentu tak nyaman. Biasanya terjadi saat minggu-minggu pertama menjalani ibadah puasa. Salah satu gangguan pencernaan ini dapat muncul karena Anda tidak menerapkan pola makan yang tepat saat sahur dan berbuka puasa.
Gangguan pencernaan seperti diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap dijumpai pada minggu-minggu pertama puasa. Kondisi ini wajar terjadi karena tubuh sedang menyesuaikan perubahan pola makan yang berbeda dari biasanya.
Diare ditandai dengan buang air secara terus menerus. Sebenarnya, diare bisa muncul setelah berbuka puasa, pada malam hari, atau saat sahur. Namun, pada beberapa kondisi tertentu, diare bisa muncul saat Anda tengah menjalani puasa.
Hal tersebut dapat terjadi karena penerapan pola makan yang tidak tepat saat sahur maupun berbuka puasa. Selain itu, berkurangnya kemampuan usus untuk bekerja mencerna makanan karena Anda sedang berpuasa, juga bisa menjadi penyebab Anda diare saat puasa.
Berikut ini penyebab diare saat puasa
Salah satu penyebab diare saat puasa adalah sering makan pedas saat sahur dan berbuka puasa. Makan makanan pedas memang nikmat dan meningkatkan nafsu makan. Tetapi pada beberapa orang, terlalu banyak makan pedas, terutama saat bulan puasa, bisa berisiko memicu beberapa gangguan pencernaan, seperti diare.
Kandungan capsaicin yang berasal dari lada dan cabai dapat mengiritasi usus kecil sehingga menimbulkan perut mulas dan anus terasa panas seperti terbakar. Capsaicin juga dapat mengaktifkan reseptor tubuh sehingga menyebabkan makanan bergerak ke usus besar lebih cepat. Kondisi tersebut yang bisa mengakibatkan Anda jadi sering bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air.
2. Makan makanan yang berbumbu tajam
Makan makanan yang berbumbu tajam, seperti mengandung banyak rempah-rempah dan santan, juga berisiko menyebabkan Anda mengalami diare saat puasa. Bagi Anda yang memiliki riwayat gangguan pencernaan, sebaiknya hindari makanan berbumbu tajam, seperti rendang, gulai, dan opor, saat sahur dan berbuka puasa agar terhindar dari masalah diare.
3. Makan makanan berlemak dan berminyak
Makanan yang berminyak memiliki kandungan lemak yang tinggi. Ketika Anda makan makanan berlemak dan berminyak saat sahur dan berbuka puasa, perut menjadi lebih lamban dalam mencerna atau mengosongkan makanan dari lambung Anda.
Akibatnya, tidak jarang Anda mengalami mual, muntah, dan sakit perut. Pada beberapa orang dengan riwayat gangguan pencernaan tertentu, seperti irritable bowel syndrome (IBS), penyakit Celiac, penyakit Crohn, mengonsumsi makanan berlemak dan berminyak bisa memicu munculnya sakit perut hingga diare.
4. Minum minuman berkafein terlalu banyak
Diare saat puasa bisa terjadi karena sistem pencernaan bekerja terlalu berat dalam menyerap air dan garam. Ada berbagai penyebab yang dapat memicu kondisi ini, termasuk minuman yang mengandung kafein, seperti teh, kopi, atau minuman bersoda. Jika terlalu banyak minum minuman berkafein saat sahur dan berbuka puasa, maka bukan tidak mungkin Anda dapat mengalami diare saat puasa.
5. Mengidap intoleransi laktosa
Jika sering diare atau diare lebih parah, termasuk saat puasa, setelah minum susu atau mengonsumsi produk olahan susu, bisa jadi Anda mengidap intoleransi laktosa. Laktosa adalah gula yang terkandung dalam susu dan produk olahan susu lainnya, seperti yogurt dan keju. Kondisi intoleransi laktosa dapat meningkat seiring bertambahnya usia karena menurunnya kadar enzim yang berfungsi mencerna laktosa.
Jika mengalami diare, haruskah membatalkan puasa? Sebenarnya, hal ini bergantung pada tingkat keparahan diare yang dialami. Apabila diare saat puasa yang dialami tergolong ringan, tidak memengaruhi aktivitas puasa, dan tidak terlalu menyebabkan kelelahan atau dehidrasi, maka orang yang berpuasa dianjurkan tidak membatalkan puasa. Ini artinya, Anda harus menyelesaikan puasa hingga waktu berbuka tiba.
Namun, jika diare saat puasa yang Anda alami terbilang berat. Bahkan, Anda sampai merasa sangat kelelahan karena tubuh Anda kehilangan cairan, maka Anda harus menyegerakan berbuka puasa. Sebab jika tidak, kondisi tersebut dapat berakibat fatal. Jika ragu ingin membatalkan puasa atau tidak saat mengalami diare, Anda juga bisa menanyakannya pada seseorang yang lebih ahli dalam agama.