Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ciri Awal Virus Corona yang Wajib Diwaspadai Menurut para Ahli

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Warga memeriksakan kesehatannya di Pos Pemantauan Virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Selasa 3 Maret 2020. Menurut Kepala Instalasi Promosi Kesehatan RSPI Sulianti Saroso Tiursani Idawati, pos yang dibuka 24 jam gratis dan mulai dibuka pada minggu ketiga Januari itu mengalami peningkatan empat kali lipat pascapresiden mengumumkan dua orang positif Corona di Indonesia. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Warga memeriksakan kesehatannya di Pos Pemantauan Virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Selasa 3 Maret 2020. Menurut Kepala Instalasi Promosi Kesehatan RSPI Sulianti Saroso Tiursani Idawati, pos yang dibuka 24 jam gratis dan mulai dibuka pada minggu ketiga Januari itu mengalami peningkatan empat kali lipat pascapresiden mengumumkan dua orang positif Corona di Indonesia. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kecemasan tentang penyebaran virus corona, jenis virus baru yang juga dikenal sebagai COVID-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina, dirasakan publik. Sebab itu, sangat penting menyortir mitos dan fakta tentang penyakit baru itu.

Menurut para ahli, gejala virus corona sangat mirip dengan pilek, jadi sangat penting untuk mengetahui apa sebenarnya yang tampak dan terasa seperti virus corona sehingga Anda tidak panik dengan setiap bersin atau batuk.

"Gejala saat ini dilaporkan untuk pasien dengan COVID-19 termasuk penyakit pernapasan ringan hingga berat, demam, batuk, dan sesak napas," kara Dr. Andres Romero, seorang spesialis penyakit menular di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California, Amerika Serikat, seperti dilansir dari laman Bustle.

Charlotte Hespe, huru bicara Royal Australian College of General Practitioners, Australia, menambahkan bahwa sakit tenggorokan dan kelelahan juga ada termasuk dalam gejala virus corona. Tetapi gejalanya berbeda dari pasien ke pasien. Satu hal yang pasti: karena alergi dan pilek cenderung meningkat ketika kita memasuki musim semi, penting untuk tidak menafsirkan gejala pilek jinak sebagai virus corona.

Ada beberapa faktor spesifik yang dapat meningkatkan kemungkinan gejala Anda terkait dengan COVID-19. Pasien yang sangat tua, petugas kesehatan, dan orang-orang dengan kondisi kronis lebih mungkin untuk mengalaminya daripada penduduk lainnya - meskipun risiko itu masih sedikit, kata Dr. Romero. Pasien lanjut usia, hamil, atau yang imunosupresi adalah pasien dengan penurunan sistem kekebalan tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti pneumonia atau gagal ginjal, rentan terinfeksi virus corona.

"Pasien harus menelepon ke layanan kesehatan mereka jika mereka mengalami gejala dalam 14 hari setelah meninggalkan daratan Cina dan sejumlah negara berisiko tinggi lainnya, atau dalam 14 hari berhubungan dengan seseorang yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona," kata Dr. Hespe kepada Bustle.

Dua minggu adalah masa inkubasi maksimum untuk virus corona, atau jumlah waktu terlama antara pajanan dan gejala yang berkembang; sebagian besar gejala berkembang sekitar lima hari setelah pajanan, dan membuat Anda tetap terisolasi dari orang lain. Negara-negara berisiko tinggi untuk COVID-19 pada saat ini, katanya, termasuk Kamboja, Hong Kong, Indonesia, Iran, Italia, Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Thailand.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal terpenting yang harus dilakukan jika Anda berpikir Anda mungkin terinfeksi virus corona, kata para ahli, adalah tinggal di rumah dan jauh dari orang lain. "Isolasi rumah sukarela adalah langkah pertama dan paling penting," kata Dr. Romero. "Pada saat ini, gejala-gejala ini lebih mungkin disebabkan oleh influenza atau virus pernapasan lainnya daripada virus yang berhubungan dengan COVID-19."

Jika Anda telah terpapar pada seseorang yang menderita coronavirus atau baru-baru ini berada di negara berisiko tinggi, Anda harus mengisolasi diri sendiri dan melindungi orang lain dari gejala Anda. "Jauhi pekerjaan," kata Dr. Hespe.

COVID-19 disebarkan melalui kontak permukaan dengan tetesan pernapasan, jadi mencuci tangan secara teratur akan membantu menahannya. "Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik; terutama setelah pergi ke kamar mandi; sebelum makan; dan setelah menutup hidung, batuk, atau bersin," kata Dr. Romero. Selain itu, hindari menyentuh wajah, mata, atau mulut juga dapat menurunkan risiko Anda terinfeksi.

Jika Anda atau seseorang di rumah Anda mengalami gejala, sebaiknya memakai masker wajah, kata Dr. Romero. Tapi itu harus menjadi pilihan terakhir; Anda hanya harus melibatkan layanan darurat jika Anda memiliki gejala serius yang terasa seperti pneumonia. "Ini bukan untuk batuk atau sakit tenggorokan ringan," kata Dr. Hespe.

Yang terpenting, kata mereka, jangan panik. Kemungkinan besar tenggorokan Anda yang gatal atau serangkaian bersin hanyalah virus khas musim semi atau musim pancaroba saat ini, terutama jika Anda belum pernah berada di dekat siapa pun yang berisiko COVID-19, dan Anda tidak merasa demam atau sesak napas.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

19 jam lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

22 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

3 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

3 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

3 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

8 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

13 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com
Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya