TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti telah menemukan manfaat kesehatan baru yang mengejutkan dari intermittent fasting. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada Hari Natal di New England Journal of Medicine, para peneliti menyarankan bahwa intermittent fasting dapat membantu orang memerangi obesitas, diabetes, penyakit jantung, kanker dan gangguan neurologis.
Diet ini biasanya mengharuskan seseorang untuk makan dalam jangka waktu yang pendek, biasanya sekitar enam hingga delapan jam, sebelum berpuasa sepanjang hari. Dengan menyalakan "saklar metabolisme," tubuh mengubah lemak menjadi energi sambil mempertahankan massa dan fungsi otot.
“Bukti-bukti terakumulasi bahwa saklar metabolik ini memicu banyak jalur pensinyalan dalam sel dan berbagai organ yang meningkatkan ketahanan terhadap stres dan ketahanannya,” kata profesor tambahan Matt Mattson dari Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, salah satu penulis studi tersebut, kepada Today.
“Jika Anda makan tiga kali sehari ditambah jajan… Anda mungkin tidak akan pernah mengalami perubahan metabolisme,” tambah Mattson, yang telah mempraktikkan intermittent fasting selama hampir tiga dekade.
Menurut makalah itu, Mattson dan rekan penulisnya meyakini intermittent fasting membuat tubuh tidak memproduksi radikal bebas, yang merupakan atom tidak stabil yang dapat merusak sel dan menyebabkan penyakit serta penuaan. Bahkan juga dapat mengatur gula darah.
"Kami beradaptasi melalui jutaan tahun evolusi untuk merespons berkurangnya ketersediaan makanan dengan cara yang pertama, memungkinkan kami untuk mendapatkan makanan, tetapi kedua, meningkatkan kemampuan kami untuk melawan berbagai jenis tekanan lingkungan," kata Mattson.
Aktris Jennifer Aniston tampil cantik saat berpose di atas karpet merah dalam penayangan perdana film terbarunya, "Mother's Day" di Los Angeles, 13 April 2016. REUTERS
Melansir laman People, banyak selebriti telah menerapkan intermittent fasting dalam beberapa tahun terakhir. Bintang The Morning Show, Jennifer Aniston mengungkapkan pada bulan Oktober bahwa dia tidak makan selama 16 jam sehari.
"Saya puasa sebentar-sebentar, jadi tidak ada makanan di pagi hari," kata Jennifer Aniston kepada Radio Times di Inggris. "Saya perhatikan ada perbedaan besar tanpa makanan padat selama 16 jam, hari ini, aku bangun dan minum jus seledri, lalu aku mulai menyeduh kopi, tapi aku tidak minum kopi sepagi itu."
Mattson mengatakan penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa intermittent fasting dapat memicu sesuatu dalam tubuh yang diadaptasi dari nenek moyang kita, yang harus bertahan hidup tanpa makanan untuk jangka waktu yang lama. Dia berharap penelitiannya dapat membantu diet menjadi lebih serius di tahun-tahun mendatang.
"Kami berada pada titik transisi," tulis Mattson, menurut Newsweek, "di mana kami dapat segera mempertimbangkan untuk menambahkan informasi tentang intermittent fasting ke kurikulum sekolah kedokteran di samping saran standar tentang diet sehat dan olahraga."