Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyusui saat Hamil, Amankah bagi Janin?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meski belum lama melahirkan, seorang ibu bisa hamil kembali. Kondisi ini menyebabkan ibu hamil perlu menyusui bayinya yang masih kecil.

Pada 2017 lalu, hal ini pernah dialami oleh artis Zaskia Adya Mecca yang hamil anak keempat saat masih menyusui anak ketiganya. Istri dari Hanung Bramantyo ini pun memilih untuk tetap menyusui bayi saat hamil.

Dari kasus di atas timbul pertanyaan, benarkah menyusui saat hamil aman bagi ibu?

Ketika hamil, tubuh akan tetap memproduksi ASI sehingga ibu bisa menyusui bayinya. Janin yang ada dalam kandungan pun tetap bisa mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkannya dari tubuh ibunya.

Pada umumnya, tidak ada masalah untuk menyusui saat hamil. Selama Anda sanggup melakukannya, tentunya dengan izin dokter, maka Anda bisa terus menyusui bayi saat hamil. Namun, menyusui dapat memicu pelepasan hormon oksitosin yang mampu menyebabkan kontraksi ringan.

Tubuh akan melepas hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI ketika ibu menyusui. Hormon ini merupakan hormon dikeluarkan selama persalinan.

Untungnya, hingga tubuh siap untuk melahirkan (sekitar 38 minggu), hormon oksitosin tidak memiliki banyak pengaruh pada rahim. Sebab jumlah oksitosin yang dilepas tidak cukup merangsang persalinan dalam keadaan normal.

Selain itu, tak ada bukti yang menunjukkan adanya peningkatan risiko keguguran pada ibu yang menyusui saat hamil, meski terjadi peningkatan kontraksi yang disebabkan produksi hormon oksitosin.

Dalam kehamilan yang tidak berisiko atau berisiko rendah, menyusui saat hamil juga bukanlah masalah yang berbahaya. Akan tetapi, kondisi tertentu mungkin dapat membuat Anda tidak bisa menyusui bayi saat hamil. Dokter akan mencegah Anda untuk menyusui saat hamil, jika Anda berisiko melahirkan premature, mengandung bayi kembar, pernah mengalami keguguran, pernah melahirkan bayi prematur

Bila Anda memiliki kondisi tersebut, dokter mungkin akan menyarankan Anda menyapih bayi untuk sementara waktu. Sebagai upaya memastikan keamanan Anda menyusui saat hamil, sebaiknya berkonsultasilah pada dokter untuk menemukan jawaban yang tepat.

Adakah efek menyusui saat hamil?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perlu Anda ketahui, hormon kehamilan tidak akan mudah masuk ke dalam ASI sehingga ASI masih tetap bergizi dan aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi, meski ASI tetap bergizi baik selama kehamilan, komposisi ASI bisa berubah sehingga mengubah rasa ASI. Selain itu, produksi ASI  juga cenderung menurun seiring dengan perkembangan kehamilan.

Ini biasanya terjadi pada pertengahan kehamilan. Pada saat usia kehamilan 5 bulan, payudara mulai memproduksi kolostrum sebagai persiapan kelahiran bayi sehingga membuat rasa ASI berubah. Bayi Anda pun mungkin tidak menyukai perubahan rasa dan penurunan jumlah ASI ini sehingga tidak mau menyusu.

Beberapa bayi bahkan memutuskan untuk menyapih sendiri saat ibu hamil. Akan tetapi, jika kehamilan Anda sehat dan bayi tidak ingin disapih, maka jangan melakukannya dan teruslah coba memberinya ASI. Selalu pastikan berat badan bayi bertambah dan tidak kekurangan gizi saat ASI mengalami perubahan.

Sementara, selain kontraksi ringan, menyusui saat hamil juga dapat meningkatkan beberapa efek kehamilan, seperti lebih merasa mual, tidak nyaman, nyeri puting, dan nyeri payudara.

Puting sensitif yang dirasakan pada awal kehamilan dapat terasa lebih sakit karena menyusui. Selain itu, Anda juga dapat merasa kelelahan karena kehamilan. Akan tetapi, ini biasanya tidak berlangsung lama dan segera menyesuaikan diri.

Namun, jika morning sickness terjadi sangat parah, dan Anda malah kehilangan berat badan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pastikan juga Anda makan secara teratur, mengonsumsi makanan yang baik, dan minum banyak cairan.

Menyusui saat hamil membuat Anda harus lebih banyak mendapat asupan untuk bahan bakar pertumbuhan janin dan produksi ASI. Anda kira-kira membutuhkan 600-800 kalori ekstra, dan jangan lupa juga untuk minum 8-12 gelas per hari. Mengonsumsi vitamin D dan suplemen asam folat setiap hari juga sangatlah penting.

Setelah melahirkan, Anda juga mungkin kebingungan untuk menyusui dua bayi. Namun, jika dokter mengizinkan, Anda dapat menyusui kedua bayi secara bersamaan (tandem nursing). Ibu yang melakukan tandem nursing akan memiliki kemungkinan menderita mastitis lebih kecil daripada ibu menyusui pada umumnya.

SEHATQ

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

19 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

25 hari lalu

Patricia Gouw dan suami, Daniel Bertoli. Foto: Instagram/@patriciagouw
Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

Patricia Gouw membagikan video perjalanannya dan suami menyambut anak pertama yang sempat keguguran tahun lalu.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

27 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

37 hari lalu

Ilustrasi kehamilan. Freepik.com
Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.


Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

43 hari lalu

Ilustrasi menyusui. Pexels/William Fortunato
Saran untuk Ibu Menyusui agar Puasa Ramadan Lancar

Berikut tips untuk ibu menyusui yang menjalankan puasa Ramadan. Upayakan tidak telat sahur dan berbuka puasa agar cairan tetap tercukupi dalam sehari.


Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

48 hari lalu

Relawan Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa memeriksa kesehatan ibu menyusui penyintas Covid-19 di RW 07 Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 5 Agustus 2021. Monitoring dan edukasi kesehatan ini dilakukan dalam rangka Pekan ASI Sedunia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Alasan Medis Ibu Menyusui Tak Wajib Puasa Ramadan

Ibu menyusui boleh tidak berpuasa Ramadan, ada alasan medis dibaliknya.


Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

48 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.


Hamil 26 Minggu, Perempuan di Australia Ini Ditolak Naik Kapal Pesiar

20 Februari 2024

Ilustrasi kapal pesiar. Unsplash.com/Lisa Davidson
Hamil 26 Minggu, Perempuan di Australia Ini Ditolak Naik Kapal Pesiar

Pelayaran kapal pesiar ini berlangsung selama tiga hari mengelilingi Brisbane, Australia. Tiket dibelikan sang ibu sebagai hadiah ulang tahun.


Sederhana dan Bergizi, Ini 8 Makanan Penambah ASI untuk Ibu Menyusui

16 Februari 2024

Ilustrasi menyusui. Pexels/William Fortunato
Sederhana dan Bergizi, Ini 8 Makanan Penambah ASI untuk Ibu Menyusui

Untuk meningkatkan produksi ASI, ibu menyusui harus mengonsumsi makanan bergizi.


Penyebab Ibu Sulit Berikan ASI Eksklusif, Kurang Dukungan sampai Stres

2 Februari 2024

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Penyebab Ibu Sulit Berikan ASI Eksklusif, Kurang Dukungan sampai Stres

Dokter anak mengatakan dukungan keluarga penting dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi karena masih banyak ibu yang terkendala memberikannya.