TEMPO.CO, Jakarta - Menstrual cup merupakan alat yang digunakan untuk menstruasi. Alat ini dapat menggantikan fungsi pembalut atau tampon. Namun, di Indonesia penggunaan menstrual cup masih kurang diminati.
Baca juga: 6 Alasan Harus Menggunakan Menstrual Cup, Apa Itu?
Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Riyana Kadarsari, menstrual cup aman jika digunakan sesuai petunjuk. Studi pada tahun 2016 terhadap para remaja putri di Kenya Barat yang menggunakan menstrual cup, menunjukkan hasil positif.
Studi tersebut menyimpulkan mereka yang menggunakan menstrual cup memiliki risiko rendah terhadap penyakit menular seksual. Selain itu, angka infeksi vagina karena bakteri lebih rendah dibanding yang menggunakan pembalut dan kain.
Meski begitu, Riyana menjelaskan bukan berarti menstrual cup bebas dari kuman. Studi di laboratorium (in vitro) tahun 2018 lalu menunjukkan bakteri yang berkaitan dengan toxic shock syndrome (TSS) bisa tumbuh pada menstrual cup. TSS merupakan penyakit yang timbul akibat toksin bakteri S. aureus. Umumnya, munculnya TSS dikaitkan erat dengan penggunaan tampon.
"Dalam kondisi normal, bakteri ini ada pada kulit. Kalau berlebihan, bisa menimbulkan racun. Tampon dan menstrual cup menyebabkan pertumbuhan bakteri karena memproduksi oksigen ke dalam saluran vagina," jabar Riyana dalam diskusi New Period Indonesia: Introduction to a Menstrual Cup, di Jakarta, Sabtu 23 Februari 2019,
Tak hanya itu, material menstrual cup perlu dipertimbangkan. Riyana mengatakan sebuah penelitian di Prancis mengungkapkan menstrual cup yang berbahan TPE (thermoplastic elastomer) memiliki jumlah kuman yang menempel lebih sedikit dibanding menstrual cup silikon.
Artikel lain: 4 Cara Mudah Mengatasi Kram Perut saat Menstruasi
Kendati demikian, Riyana mengingatkan kembali kasus TSS sangat jarang terjadi. "Khusus untuk menstrual cup selama ini, ditemukan dua kasus TSS dan berkaitan dengan penggunaan yang terlalu lama (lebih dari 12 jam)," ujar dokter yang praktik di Bintaro Women and Children Clinic ini.
Untuk menghindari risiko TSS, jangan lupa untuk selalu mensterilisasi menstrual cup sehabis dipakai. "Waspada hari-hari terakhir menstruasi, biasanya mulai malas dan tanpa sadar memakai durasi menstrual cup (tanpa mengurangi volume) terlalu lama," tandas Riyana.