TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat menjadi salah masalah kulit terbesar yang dialami semua orang. Tak hanya cara mengobatinya yang kadang bikin lelah dan hampir menyerah, namun menemukan penyebabnya kadang seperti tidak ada jawaban yang pasti. Penyebab jerawat yang paling umum adalah karena diet, hormon, stress atau karena pemakaian makeup.
Baca juga: Awas, Kondisioner dan Handuk Kotor Sebabkan Jerawat di Punggung
Nah, sebuah studi terbaru menemukan satu penyebab jerawat yang paling potensial, yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya, yaitu bentuk folikel rambut yang dipengaruhi secara genetis. Dengan penemuan ini peneliti berharap ada langkah positif dan pemahaman yang lebih baik tentang jerawat, sehingga dapat memungkinkan pengembangan pengobatan yang lebih efektif.
Para peneliti di salah satu Pusat Penelitian Biomedis Riset Institut Kesehatan Nasional, yang berkantor di Guy's and St Thomas 'NHS Foundation Trust, London, Inggris, melakukan penelitian genetika terhadap hampir 27.000 orang, termasuk 5.602 peserta yang memiliki jerawat yang parah. Penelitian ini memilih varian genetik yang paling sering muncul pada peserta dengan jerawat.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa bentuk folikel rambut tertentu menghasilkan lingkungan folikel yang rentan terhadap kolonisasi bakteri dan peradangan yang dihasilkan, dengan kata lain, memungkinkan banyaknya bakteri yang tersumbat dan menyebabkan jerawat. Sementara penelitian sebelumnya telah menetapkan pengaruh genetika pada kerentanan seseorang terhadap jerawat, seperti yang ditunjukkan oleh para penulis penelitian, ini adalah yang pertama untuk mengisolasi perkembangan folikel rambut sebagai penyebabnya.
Menurut Profesor Jonathan Barker, seorang dokter kulit dan penulis utama studi tersebut, temuan itu dapat menghasilkan kemajuan yang signifikan dalam pengobatan jerawat; yang telah mandek selama beberapa dekade, "Menerapkan pendekatan genetik untuk jerawat ini belum pernah dilakukan sebelumnya, dan itu adalah lompatan yang signifikan," jelasnya. "Ketika Anda memiliki wawasan tentang dasar genetik suatu kondisi, Anda dapat mengembangkan perawatan yang jauh lebih efektif."
Jadi seperti apa perawatan masa depan itu? Saat ini, menurut NHS, obat yang paling sering diresepkan untuk mengobati jerawat termasuk antibiotik topikal dan oral, pil kontrasepsi oral, retinoid topikal, dan benzoil peroksida. Ada juga isotretinoin, atau Roaccutane, obat oral yang digambarkan sebagai "sangat efektif" tetapi juga dapat menyebabkan efek samping yang serius.
Seperti yang dicatat oleh para penulis penelitian, obat-obatan yang tersedia saat ini fokus untuk menyingkirkan bakteri dan mengurangi peradangan. Tetapi perawatan jerawat di masa depan dapat menargetkan akar yang paling masalahnya, yaitu berfokus pada pengembangan dan pemeliharaan folikel rambut itu sendiri dan dengan demikian mencegah penumpukan bakteri.