TEMPO.CO, Jakarta - Gawai memang mempermudah kehidupan sehari-hari. Dengan perkembangan teknologi, semua hal dapat dilakukan melalui gawai, terutama karena sekarang semakin banyak aplikasi yang kreatif dan dapat mempermudah kebutuhan sehari-hari.
Di gawai memang ada aplikasi mainan yang bisa diberikan untuk anak-anak dan mendorong anak untuk berpikir. Daripada membawa berbagai macam mainan saat ke luar atau bepergian, orang tua memilih untuk membiarkan anak main gawai dengan aplikasi-aplikasi yang tersedia. Ternyata, aplikasi di gawai masih belum cukup untuk perkembangan anak.
Artikel terkait:
Psikolog Ungkap Dampak Negatif Gawai pada Perkembangan Anak
Dokter Ingatkan Istirahat Mata Besar dan Kecil saat Main Gawai
“Di jaman sekarang kita sudah tidak bisa menghindari lagi namanya gadget, sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Tinggal porsinya saja yang dibagi, dan tidak boleh melupakan mainan lain,” jelas Ayoe Sutomo, psikolog anak, di Jakarta Pusat, Selasa, 11 Desember 2018. Ayoe menjelaskan alasan mainan biasa masih lebih baik dibanding main di gawai.
“Mainan dari gawai memang ada stimulasi kognitif, dari melihat ini warnanya apa dan lain-lain. Namun tidak ada stimulasi kasarnya, seperti bermain di luar, main bola, kejar-kejaran, itu hal yang berbeda,” lanjut Ayoe.
Baca juga:
Orang Tua Hobi Main Gawai, Dampak pada Anak Sungguh Mengerikan
Bahaya Mengasuh Anak Sambil Bermain Gawai, Ini Kata Pakar
Dia mengatakan kalau anak tidak perlu dilarang bermain dengan gawai, namun harus diatur porsinya. Bila diatur porsinya, stimulasi yang diberikan ibu dan ayah menjadi lebih optimal.
Perlu diingat kalau anak di bawah 3 tahun sebaiknya tidak memainkan gawai terlebih dulu. Saat sudah lebih besar atau sudah mulai masuk TK, sudah boleh main gawai. “Tidak lebih dari 15-20 menit tapi,” tutur Ayoe.