Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Sarkoma, Kanker yang Susah Terdeteksi dan Mematikan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang mungkin pernah mengalami gejala penyakit ringan seperti nyeri sendi rematik, perut kembung akibat naiknya asam lambung, dan benjolan ringan. Namun, siapa sangka jika gejala tersebut bisa menjadi tanda munculnya penyakit serius yang mematikan, yaitu sarkoma.

Mungkin belum banyak masyarakat yang mengenal istilah sarkoma, yaitu jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat, seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Kanker ini bisa muncul di bagian tubuh mana pun serta memiliki gejala yang tampaknya tidak berbahaya dan sulit dibedakan dari penyakit-penyakit ringan.

Baca juga:
Mengenal Tipe dan Gejala Sarkoma, Kanker yang Sulit Didiagnosis
Sarkoma Jenis Kanker Gemar Menyamar, 70 Persen Salah Penanganan

Berdasarkan studi dari Amerika Serikat, lebih dari 13.000 orang di negara itu akan terdiagnosis memiliki sarkoma jaringan lunak pada 2018 dan mengakibatkan sekitar 5.000 kematian. Sementara itu, penelitian lain menemukan adanya kesalahan penanganan pada 70 persen pasien sehingga tingkat kelangsungan hidup rata-rata 5 tahun hanya sekitar 50 persen saja.

Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre Richard Quek mengatakan hingga saat ini pemahaman masyarakat Asia mengenai sarkoma yang sebetulnya sangat kompleks ini masih kurang lengkap. Apalagi belum banyak data nasional resmi yang menganalisa mengenai penyakit tersebut sehingga prevalensi sarkoma dan bagaimana mengelola penyakit tersebut masih sangat terbatas. Begitu pula dengan kesadaran dan pemahaman masyarakat maupun tenaga kesehatan profesional mengenai sarkoma masih sangat rendah.

“Ini sering menyebabkan diagnosis yang terlambat atau tidak akurat, yang kemudian menyebabkan penanganannya juga tidak tepat,” ujarnya.

Berdasarkan sebuat studi dari Belgia ditemukan bahwa 47persen pasien yang menderita sarkoma jaringan lunak membiarkan gejalanya selama sekitar empat bulan sebelum akhirnya menemui dokter.

Ilustrasi sel kanker. shutterstock.com

Setelah itu, pasien umumnya berkonsultasi ke dokter umum, yang kemungkinan besar sangat jarang memeriksa kasus sarkoma sehingga pada gejala awal 20 persen dokter umum terlambat lebih dari tiga bulan dalam merujuk pasien tersebut ke spesialis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sebab, gejalanya sangat mirip dengan penyakit-penyakit ringan sehingga sulit dideteksi, apalagi oleh dokter umum yang sangat jarang menangani kasus sarkoma,” tutur dokter yang juga mendirikan Singapore Sarcoma Consortium pada 2013 dan Asia Sarcoma Consortium pada tahun 2015 sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan profesional.

Dia menyebutkan bahwa sarkoma mencakup lebih dari 70 sub-tipe sehingga menjadikannya sebagai salah satu tipe kanker yang paling sulit untuk didiagnosa. Namun, secara umum pasien dapat dibagi ke dalam empat subtipe utama sarkoma.

Pertama, sarkoma jaringan lunak, gastrointestinal stromal tumor (GIST), sarkoma tulang seperti osteosarkoma, dan Ewing's/Rhabdomyosarcoma. Kedua kelompok terakhir ditemukan terutama pada remaja dan kelompok usia dewasa muda (young adult).

Artikel lain:
11 Tanda Anak Terkena Leukemia seperti yang Dialami Putri Denada
Senang Menelepon Lama dengan Ponsel, Awas Tumor Otak

“Kanker sarkoma ini bisa dikatakan sebagai penyakit langka dan hanya 1 persen orang dewasa yang terkena. Umumnya, kasus ini sering dijumpai pada pasien dewasa muda dan remaja. Padahal, kelompok usia tersebut sebetulnya tidak rentan terkena penyakit ganas atau berbahaya,” ujarnya.

Sementara itu, ahli bedah ortopedi Parkway Hospital Leon Foo mengatakan gejala sarkoma yang timbul dapat berbeda-beda, tergantung dari bagian mana sarkoma tersebut berasal. Misalnya saja untuk sarkoma jaringan lunak di lengan atau kaki, gejala paling umum yang muncul adalah benjolan besar tanpa rasa sakit.

Benjolan tersebut bisa muncul di berbagai bagian tubuh anggota gerak, otot, dada dan bisa semakin membesar dan memunculkan rasa sakit disertai perubahan warna pada kulit.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

3 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

4 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

4 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

7 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

10 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

12 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

12 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

15 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

16 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.