TEMPO.CO, Jakarta - Kalau sudah tahu siapa saja yang termasuk dalam generasi X, generasi Y, generasi Z, generasi baby boomers, generasi milenial, sampai generasi alfa, kini ada satu lagi istilah yakni generasi O.
Baca:
Aneka Gangguan Mental Menyerang Generasi Milenial, Apa Sebabnya
Hasil riset Sun Life Financial Asia Health Index: Life Healthier Lives menunjukkan ada tiga gaya hidup tidak sehat tertinggi yang membuat seseorang masuk kategori generasi O. Tiga O itu adalah overwhelmed (kelelahan), overeating (terlalu banyak makan), dan overworked (terlalu banyak bekerja). Riset tersebut menunjukkan mereka yang tak rutin berolahraga sebanyak 51 persen, terbiasa tidur kurang dari 6 jam sehari (34 persen), dan memiliki pola makan yang tidak sehat (32 persen).
Penelitian ini dilakukan di 8 negara, antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Hong Kong, Thailand, dan Cina, terhadap laki-laki dan perempuan berusia 17 sampai 49 tahun. Di Indonesia, survei Life Healthier Lives dilakukan terhadap 600 orang yang terdiri dari 312 pria dan 288 wanita di Medan, Jakarta, dan Surabaya. Mereka menjawab berbagai pertanyaan seputar gaya hidup sehari-hari melalui telepon.
Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia, Elin Waty menyayangkan generasi O ini sebagian besar adalah anak-anak muda. "Kita tahu masa depan bangsa ada di tangan anak muda," kata Elin di acara peluncuran Kampanye Live Healthier Lives di Menara Sun Life, Jakarta, Kamis 8 November 2018. Salah satu contoh yang kasat mata, dia melanjutkan, anak muda lebih banyak makan gorengan ketimbang buah-buahan atau sayur. "Waktu rapat, di meja kerja, di pantry, semua gorengan."
Sebab itu, dia melanjutkan, sudah saatnya generasi muda menyadari pentingnya dan menjadikan gaya hidup sehat sebagai kebutuhan. Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia, Shierly Ge menambahkan, banyak orang ingin menerapkan gaya hidup sehat namun terkendala beragam gangguan.
Baca juga:
Generasi Milenial Rentan Stres, Atasi dengan Cara Mudah
"Sudah siap hari ini mau diet, tiba-tiba ada perayaan ulang tahun teman. Jadilah makan cake. Enggak enak kalau tak ikutan makan," kata dia. Di samping itu, menurut dia, muncul anggapan kalau menerapkan gaya hidup sehat itu membutuhkan biaya yang besar. Contoh, menjadi anggota pusat kebugaran atau gym hingga perlatan atau busana olahraga yang cukup mahal.
Pengamat gaya hidup Dwi Sutarjono mengatakan banyak orang yang sudah memahami apa itu gaya hidup sehat, tapi hanya sekadar tren, bukan sebagai kebutuhan. "Saya misalnya, pernah jadi member gym selama 3 tahun, tapi cuma datang 2 kali. Itupun hanya numpang mandi karena tempatnya memang enak dan harus mengejar angenda lain," ucap dia.
(dari kiri) Dokter Timnas Sepakbola Wanita Indonesia ASIAN GAMES 2018, Grace Joselini; Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia, Elin Waty; Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia, Shierly Ge; dan Pengamat Gaya Hidup Dwi Sutarjantono berfoto bersama di acara peluncuran Kampanye Live Healthier Lives di Menara Sun Life, Jakarta, Kamis 8 November 2018.
Terlebih saat ini, menurut Dwi Sutarjono, banyak anak muda yang terobsesi teknologi dan media sosial. "Gadget membuat mereka malas bergerak," ucap dia. "Hidup juga harus tampak bagus, indah, mewah, kaya, orientasi idola." Ketika sibuk mengejar impian dan memenuhi tuntutan yang tinggi dari lingkungan, maka seseorang akan bekerja kerja lebih keras (overworked), mengabaikan kesehatan dan akhirnya kelelahan (overwhelmed).
Sebelum terbelenggu dengan gaya hidup yang tidak sehat, dokter Tim Nasional Sepakbola Wanita Indonesia Asian Games 2018, Grace Joselini menyarankan mulailah dari hal kecil. Di kantor misalnya, letakkan barang-barang dengan posisi yang agak jauh sehingga tubuh harus bergerak untuk menggapainya, atau parkir kendaraan jauh dari pintu masuk.
"Yang olahraga jangan cuma jempolnya, tapi seluruh tubuh" ucap Grace. "Jauhkan yang biasa kita raih. Jangan minta tolong office boy terus." Selain itu, dia mengingatkan agar tidak duduk lebih dari 2 jam. Boleh ngemil, asalkan ngemil sehat misalnya dengan buah.
Artikel lainnya:
Ini Perbedaan Mencolok Wanita Generasi Milenial dan Nonmilenial