TEMPO.CO, Jakarta - Aksi bunuh diri yang dilakukan perancang mode dan pebisnis terkemuka, Kate Spade, pada 5 Juni 2018 menggegerkan. Di balik kesuksesan karier, popularitas, dan kemapanan finansial, hal-hal yang didamba kebanyakan orang, yang sudah diraih, ternyata Spade tengah berjuang melawan gangguan mental.
Depresi juga diduga mencengkeram salah satu chef paling berpengaruh di dunia, Anthony Bourdain, yang juga bunuh diri tiga hari kemudian. Kematian mereka pertanda kesuksesan karier dan harta tidak menjamin kebahagiaan seseorang.
Baca juga:
Generasi Milenial, Apa Sih Kelebihannya?
Alasan Generasi Milenial Lebih Suka Belanja secara Nontunai
Generasi Milenial Senang Berganti Pekerjaan, Ini yang Dicari
Memahami Kriteria Pekerjaan Favorit Generasi Milenial
Sayangnya, bukan hanya terjadi pada Spade dan Bourdain, Generasi Milenial saat ini merupakan generasi paling rentan gangguan kesehatan mental.
Pada Desember 2017, situs web Forbes menyebut 20 persen milenial mengalami depresi. Jumlah ini lebih banyak daripada generasi sebelumnya, Baby Boomers dan Generasi X.
David Michigan, motivator dan pelatih masalah gangguan kesehatan mental asal Paris, Prancis, mengatakan di samping depresi, para pekerja milenial juga merasakan tingkat gangguan kecemasan dan stres. Penyebabnya berbagai faktor.
“Kombinasi tuntutan kerja dan gaya hidup yang tinggi serta kondisi krisis ekonomi dan geopolitik berdampak pada kehidupan para milenial,” terang Michigan.