Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Susah Makan Makanan Sehat, Lakukan 6 Tips Ini

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi anak makan buah dan sayur. Shutterstock
Ilustrasi anak makan buah dan sayur. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masa depan anak bahagia dan sehat diperoleh dari makan makanan yang sehat. Tentu hal ini tak mudah. Terlebih masa kini kita sering tergoda dengan makanan yang instan. 

Baca juga: Anak Susah Makan Rentan Stress Jika Terus Dipaksa

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam 'The Lancet', anak-anak Jepang yang paling sehat dan paling bahagia di dunia dan anak-anak yang lahir di Jepang menikmati kehidupan terpanjang dibandingkan dengan orang lain. Inilah yang bisa kita pelajari dari orang tua Jepang. 

Penelitian itu juga menyebutkan orang tua di Jepang telah menguasai seni untuk meyakinkan anak-anak ini untuk memakan makanan yang tepat. Mengutip laman Times of India berikut cara agar anak makan makanan sehat. 

Biarkan anak Anda bereksperimen dan mengalami rasa baru
Anak-anak mudah bosan dengan makanan yang sama dan kebiasaan makan mereka sering berubah. Penting bagi seorang anak untuk mengalami makanan baru dan sebagian besar orang tua Jepang menganggapnya sangat serius.

Menurut para ahli, semakin seorang anak menjajal berbagai jenis makanan sehat, minat mereka akan tumbuh pada makanan sehat saat mereka memasuki masa dewasa. Ketika Anda mengizinkan seorang anak untuk mencicipi makanan yang berbeda, rasa mereka juga akan berkembang dan mereka akan cenderung untuk mencoba makanan baru.

Biarkan mereka menikmati makan
Salah satu alasan mengapa anak-anak mengembangkan ketidaksukaan terhadap makanan adalah ketika mereka berulang kali dipaksa untuk memakan sesuatu yang tidak mereka sukai. Anak-anak harus dibuat untuk menikmati makanan mereka dan termasuk camilan kecil dapat membuat mereka menantikannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sajikan makanan di piring yang lebih kecil
Logika di balik mengapa anak-anak harus dilayani makanan di piring yang lebih kecil , sederhana saja, mereka seharusnya tidak merasa terintimidasi oleh ukuran piring besar dan porsi yang disajikan.

Dan ketika mereka menggunakan piring yang lebih kecil, mereka didorong untuk menyajikan makanan sendiri dan ini membantu mereka memilih apa yang ingin mereka makan. Piring berukuran normal mungkin tampak terlalu besar untuk anak dan porsi yang disajikan mungkin tampak terlalu besar dan mengintimidasi. Saat menggunakan piring berukuran lebih kecil, itu menjaga ukuran porsi dan selera makan anak-anak dalam perspektif yang benar.

Ajak selalu makan bersama keluarga
Menurut sebuah penelitian, makan bersama keluarga secara teratur dan mengekspos anak-anak ke dapur sambil menyiapkan makanan yang sehat dan seimbang, dapat membantu mereka mengembangkan kebiasaan makan yang baik. Kepuasan orang tua, kehangatan dan kenikmatan kelompok dikaitkan dengan penurunan obesitas, lapor sebuah penelitian. Orangtua Jepang tahu ini dan sering terlihat berlatih.

Kegiatan fisik seperti berlari dan melompat 
Gaya hidup yang sehat sangat bergantung pada aktivitas fisik. Tak heran jika orang-orang di Jepang lebih suka bersepeda atau berjalan cepat sebagai moda perjalanan mereka untuk jarak pendek. Di satu sisi, orang tua Jepang mendorong anak-anak mereka untuk melakukan aktivitas fisik, seperti berlari dan melompat. Kita tahu pentingnya aktivitas fisik untuk nafsu makan yang sehat. Daripada membiarkan anak-anak Anda bermain gim video selama berjam-jam, lebih baik mengajak mereka berjalan-jalan di taman lingkungan atau bermain petak umpet di rumah.

Jangan takut menjadi otoritatif
Ketika terkait ke gaya hidup sehat dan kebiasaan makanan, orang tua Jepang tidak pernah menghindar dari bersikap otoritatif tanpa terlalu tegas atau memaksa. Orangtua yang mengikuti pola asuh otoritatif, menetapkan pedoman bahwa anak-anak didorong untuk mengikuti. Mereka siap untuk mendengarkan saran anak-anak mereka dan fleksibel ketika dibutuhkan. Mereka menetapkan batas tanpa terlalu membatasi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Mengajak Anak Bersantap di Restoran Mewah saat Bepergian

1 hari lalu

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes
Tips Mengajak Anak Bersantap di Restoran Mewah saat Bepergian

Berikut ini beberapa tips untuk yang ingin mengajak anak-anak bersantap di restoran mewah saat bepergian


Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

2 hari lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

Dirjen HAM Dhahana Putra mengakui kasus kejahatan seperti pembunuhan dan kekerasan seksual yang melibatkan anak meningkat


Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

3 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Teknologi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan anak.


Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

3 hari lalu

Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

Psikolog menyarankan media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang menimbulkan dampak positif dan bukan konten negatif.


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

4 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.


Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

4 hari lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock
Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

Kepolisian Malaysia akan memanggil pucuk pimpinan panti sosial yang dikelola yayasan GISB.


Dapur Bersih Sang Raja di Rutan Pontianak Bak Seperti Resto, Sajikan 3000 Porsi Makanan Setiap Hari

4 hari lalu

Suasana dapur bersih Rumah Tahanan Pontianak yang menyiapkan 3000 porsi makannan setiap harinya. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Dapur Bersih Sang Raja di Rutan Pontianak Bak Seperti Resto, Sajikan 3000 Porsi Makanan Setiap Hari

Dapur bersih Sang Raja di Rutan Pontianak tak ubahnya dapur di sebuah restoran. Bahan makanan dan sayuran melalui proses pemeriksaan.


Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

5 hari lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

Psikolog mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja, ini alasannya.


Ingin Berat Badan Ideal? Kenali 5 Jenis Diet Sehat Berikut Ini

5 hari lalu

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Ingin Berat Badan Ideal? Kenali 5 Jenis Diet Sehat Berikut Ini

Memilih jenis diet yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pribadi Anda sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang.


10 Cara Efektif Menurunkan Berat Badan Tanpa Harus Diet

5 hari lalu

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
10 Cara Efektif Menurunkan Berat Badan Tanpa Harus Diet

Dengan menerapkan cara-cara ini, Anda dapat menurunkan berat badan secara efektif tanpa harus terjebak dalam program diet yang membatasi.