TEMPO.CO, Jakarta - Marudut Sitompul, Anggota Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI), menjelaskan susu kental manis adalah minuman bergizi, tidak bisa disamakan dengan minuman manis atau air tajin yang sering diberikan ke anak. Gula dalam susu kental manis bukanlah sesuatu yang harus ditakuti.
Selain itu, hingga kini tidak ada data yang menyebutkan bahwa susu kental manis dapat menimbulkan diabetes atau obesitas.
Artikel terkait:
Susu Kental Manis Aman Dikonsumsi, tapi Ada Syaratnya
Ahli Gizi Ungkap soal Keamanan Konsumsi Susu Kental Manis
Kadar Gula Tinggi, Biang Keladi Kontroversi Susu Kental Manis
Alasan Susu Kental Manis Tidak Baik untuk Anak
“Berdasarkan data WHO, kegemukan dan obesitas ternyata terutama lebih disebabkan oleh kelebihan total asupan energi dan kurangnya aktivitas fisik,” imbuh Marudut.
Hardinsyah, Ketua PERGIZI Pangan, menjelaskan dari sisi budaya dan sejarah, susu kental manis sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai jenis makanan dan minuman di Indonesia sejak zaman dahulu.
Berdasarkan Survei Sosial dan Ekonomi Nasional pada 2016, rumah tangga masyarakat kota maupun desa di Indonesia paling banyak membeli susu jenis kental manis sebesar 66,1 persen.
Menyikapi polemik terkait susu kental manis, semua pakar gizi ini sepakat bahwa baik pemerintah dan masyarakat harus terus meningkatkan upaya peningkatan literasi gizi serta terus melaksanakan upaya menyusun kebijakan berbasis data dan fakta.