TEMPO.CO, Jakarta - Body shaming tindakan mengkritik bentuk tubuh seseorang kini kerap terjadi di media sosial. Namun tanpa disadari kita pun sering melakukannya terhadap diri sendiri.
Baca juga:
Cara Candice Swanepoel Melawan Body Shaming setelah Melahirkan
Audy Soal Body Shaming: Badan Saya Segi Tiga Balon Tak Peduli
Baca Juga:
Beberapa orang mungkin akan membalas body shaming dengan memberikan alasan di balik penampilannya yang terlihat lebih kurus atau lebih gemuk. Namun, beberapa orang mungkin merasa malu setelah mengalami body shaming.
Hal ini dapat berdampak pada kesehatan mereka secara keseluruhan yang lebih buruk, menurut sebuah studi dalam Journal of Behavioral Medicine. Kepala peneliti Jean Lamont, Ph.D., berteori bahwa wanita yang merasa malu bahwa tubuh mereka tidak ideal juga merasa malu dengan fungsi tubuh alami seperti menstruasi, berkeringat, dan makan.
Ilustrasi wanita sedih. Shutterstock
Ini kemudian menyebabkan wanita untuk menolak perawatan normal tubuh mereka terhadap hal-hal ini dan membuat diri mereka sakit dalam prosesnya. Pada dasarnya, Lamont mengatakan bahwa jika tidak menyukai tubuh Anda maka tidak Anda ingin mengubahnya.
Artikel lain: Tip Mengatasi Body Image Pada usia Praremaja
Mengutip laman Shape, Lamont melakukan survey terhadap 300 wanita muda dalam penelitian tersebut. Dia menemukan bahwa wanita yang merasa sangat malu dengan tubuhnya mengalami infeksi paling sering, kondisi kesehatan mengalami penurunan, dan mengalami lebih banyak gejala penyakit, seperti diare dan sakit kepala. “Rasa malu itu menyebabkan kesehatan fisik menjadi buruk,” ujar Lamont.
Body shaming juga tidak akan membantu seseorang menurunkan berat badannya. Sebuah studi lain di Inggris menemukan bahwa meskipun orang mengatakan bahwa mempermalukan diri sendiri atau orang lain akan membuat penurunan berat badan, justru memiliki efek sebaliknya. Menurut para periset, orang-orang yang dipermalukan karena berat badan mereka, akan mengalami kenaikan berat badan sekitar tiga setengah kilogram.