TEMPO.CO, Jakarta - Prabowo Mondardo (13) alias Bowo “Alpenliebe” mendadak populer lewat aplikasi Tik Tok. Bowo punya banyak penggemar, umumnya anak-anak dan remaja putri. Bahkan, ada sesi jumpa dan foto bersama Bowo dengan tarif 80 ribu rupiah.
Popularitas Bowo juga melahirkan para pembenci. Mereka menjadikannya bulan-bulanan di medsos. Mengapa fenomena Bowo muncul dan bagaimana orang tua menyikapi sensasi ini?
Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, menyebut fenomena Bowo berpangkal dari kecenderungan remaja yang menyukai sensasi.
Artikel terkait:
Sulitnya Berkomunikasi dengan Anak Remaja, Coba Pakai Kiat Ini
Kiat Jadi Teman Diskusi Anak yang Beranjak Remaja
Pentingnya Peranan Orang Tua dalam Meredam Emosi Remaja
Bila Ego Anak Kecil Mirip Remaja
Seringkali sensasi mewakili kebebasan yang dicari para remaja. Selain itu, remaja suka mendapat perhatian sehingga mendadak populer membuat mereka senang sekaligus bangga.
Gayung bersambut ketika seseorang yang membuat sensasi bertemu sekelompok remaja yang sedang mencari idola.
“Dalam rangka pembentukan jati diri, wajar anak remaja mempunyai idola dengan penampilan atau karakter yang ideal menurut mereka,” ujar Vera.
Masalahnya, ketika menyukai sesuatu, remaja kerap bertindak di luar batas. Ada yang menuhankan Bowo, bahkan rela kehilangan keperawanan demi Bowo.
Vera menjelaskan hal itu tidak terlepas dari cara berpikir remaja yang dipengaruhi korteks prefrontal (otak bagian depan) yang belum terbentuk sempurna.
“Otak bagian depan ini berfungsi melakukan proses berpikir yang lebih kompleks seperti pengambilan keputusan. Selama bagian ini belum sempurna, remaja rentan terpancing untuk mengambil keputusan berdasar emosi. Mereka kurang memikirkan konsekuensi dari keputusan maupun tindakannya,” papar Vera.
Bagi remaja yang diidolakan seperti Bowo, mereka cenderung tidak siap mental menghadapi popularitas yang datang tiba-tiba. Remaja, kata Vera, memandang penting apa pendapat orang lain akan dirinya.
Mereka belum siap menghadapi komentar negatif. Ketika ingin atau sudah populer, yang mereka bayangkan hanyalah yang indah-indah. Tidak heran, akibat terlalu banyak ejekan dari para pembenci membuat Bowo tertekan hingga berniat pindah sekolah.