TEMPO.CO, Jakarta - Denada mengungkapkan kondisi putrinya, Shakira Aurum, yang didiagnois menderita leukemia atau kanker darah. Penyakit tersebut menyerang sel darah putih sehingga produksinya menjadi abnormal. Sel darah putih sendiri memiliki fungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit atau gangguan lain.
Baca juga:
7 Gejala Leukimia seperti yang Dialami Anak Denada
Hati-hati, Gejala Leukimia Tersaru dengan Maag
Denada bukanlah satu-satunya orang tua yang anaknya terkena leukemia. Penyakit tersebut memang kerap menjangkiti anak-anak. Sebagai orangtua, ada beberapa hal yang bisa dilakukan ketika menghadapi leukimia. Berikut langkahnya seperti dilansir dari situs Perkumpulan Leukemia & Limfoma (LLS):
1. Jangan Terpaku kepada Satu Sumber
Saat dokter mendiagnosis anak terkena leukemia, orang tua sebaiknya tidak tinggal diam. Mereka disarankan untuk mencari referensi lain dari dokter berbeda. Ini agar orang tua mendapat penjelasan lebih detail serta beragam sehingga mampu mengambil keputusan dengan matang.
"Saya berharap menyadari bahwa ini sangat normal sejak awal dan tidak perlu khawatir memberi tahu dokter. Mereka adalah sosok profesional dan terbiasa dengan hal tersebut (mencari referensi lain)," tutur guru sekaligus orang tua dengan anak penderita leukemia bernama Pamela Brunskill.
(Depositphotos)
Artikel terkait:
Leukimia pada Anak Sering Terlambat Terdeteksi, Kenali Gejalanya
Obat-obatan, Alternatif Pengobatan Leukimia
2. Susun Semua Informasi Secara Rapi
Setelah mendapat referensi dokter, orang tua juga bisa mencari informasi tambahan lewat artikel, buku atau internet. Semua informasi tersebut dikumpulkan dalam laptop dan catatan khusus sehingga mudah dicari. "Ini membuat kami memiliki kontrol tentang apa yang terjadi dan membuat pencarian informasi terbilang mudah saat dibutuhkan," kata Pamela Brunskill.
3. Konsultasi dengan Sekolah
Leukemia tidak harus membuat pendidikan anak berhenti. Orang tua bisa berkonsultasi dengan pihak sekolah untuk membahas kelanjutan pendidikan anak. Sambil berkonsultasi, jangan lupa memperhatikan kondisi anak dan melihat seperti apa metode yang bisa diikuti sekarang.
4. Berikan Waktu untuk Anak dan Diri Sendiri
Leukemia membuat kondisi anak lemah. Namun, ini tidak berarti orang tua harus terus menjaga mereka hingga menjadi terlalu protektif. Anak juga membutuhkan waktu luang untuk diri sendiri. Mereka bisa bermain dengan komunitas khusus leukemia. Hal serupa sebaiknya dilakukan oleh orang tua. Cobalah menenangkan pikiran lewat aktivitas lain.
5. Jujur Kepada Orang Terdekat
Orang tua terkadang tidak ingin merepotkan orang terdekat. Anggapan tersebut harus dipatahkan karena kehadiran mereka bisa meringankan beban orang tua. Mereka mampu membantu urusan lain di luar pengobatan. Contohnya adalah "berbicara/mendengar cerita orang tua, membawa makanan, dan mengawasi anak lain saat orang tua di rumah sakit".
6. Fokus Terhadap Setiap Fase
Pengobatan leukemia memakan waktu lama. Jika orang tua terus memikirkan berbagai macam kemungkinan di masa depan, mereka bisa stres sekaligus kelelahan. Usahakan untuk tetap fokus pada setiap fase kondisi anak agar bisa berpikir lebih jernih. "Apa yang membuat saya terkejut adalah setiap fase membuat jalan pikiran saya berbeda seiring berjalannya waktu," tutup Pamela Brunskill.