TEMPO.CO, Jakarta - Leukemia Granulositik Kronik (LGK) merupakan jenis kanker yang mematikan jika tidak ditangani secara cepat dan tepat. Untuk itu, ahli hematologi onkologi medis Rumah Sakit Kanker Dharmais, Dr Hilman Tadjoedin, mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dalam melakukan pemeriksaan.
"Apabila muncul gejala seperti perut begah, nyeri tulang atau otot, demam, kram, dan turun berat badan, segera periksa darah secara rutin. Apabila ditemukan keanehan dari hasil darah, segera lakukan pemeriksaan lanjutan supaya bisa mengetahui penyebabnya," katanya dalam diskusi yang diselenggarakan PT Novartis Indonesia di Jakarta, Kamis, 22 September 2016. Diskusi ini bertepatan dengan peringatan Leukemia Granulositik Kronik dunia.
Berbagai tes, seperti biopsi sumsum tulang, MRI, ultrasound, dan tes genetika, bisa dilakukan untuk memastikan diagnosis LGK. Bila tidak ditangani dengan baik, LGK bisa memasuki fase akselerasi atau bahkan blast crisis. Pada penyakit LGK dikenal fase kronik, fase akselerasi, dan fase blast crisis.
"LGK tidak mengenal stadium, tapi mengenal yang namanya fase. LGK harus ditangani dengan baik supaya tidak memasuki fase yang lebih parah dan menjadi leukemia akut. Biasanya, faktor penyangkalan pasien yang berbahaya dalam pengobatan LGK," ujarnya.
Konsumsi obat menjadi salah satu metode pengobatan bagi pasien LGK. Obat menjadi alternatif bagi metode transplantasi sumsum tulang karena transplantasi membutuhkan biaya besar dan proses yang panjang. "Yang penting, konsumsi obat dilakukan secara rutin, maka kondisi pasien juga akan semakin baik," tutur Hilman.
LGK merupakan salah satu jenis kanker darah yang timbul karena sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel-sel darah putih. Hampir semua pasien LGK memiliki kromosom abnormal yang disebut kromosom Philadelphia, yang merupakan penggabungan dari kromosom 9 dan 22.
Baca Juga:
Kromosom inilah yang memproduksi gen abnormal yang menyebabkan sumsum tulang memproduksi sel-sel kanker darah putih abnormal. Diperkirakan ada sekitar 1-2 kasus per 100 ribu orang di dunia dan rata-rata orang Indonesia yang mengidap LGK berusia 37 tahun.
Artikel lain:
Kenikmatan yang Anda Rasakan di Usia Senja
8 Kegiatan Positif yang Bermanfaat di Masa Depan
10 Tanaman Rumah yang Cantik dan Memberi Energi Positif