Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadai Cepatnya Perkembangan Kanker Paru, Ini Kata Dokter

Reporter

image-gnews
Batuk.
Batuk.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bernapas adalah kebutuhan dasar manusia untuk dapat bertahan hidup sehingga menjaga kesehatan organ pernapasan menjadi hal yang tidak dapat ditawar. Meski demikian, lingkungan serta gaya hidup individu, terutama di zaman sekarang, justru memberi dampak yang merugikan bagi organ pernapasan utama, yaitu paru-paru. Bahaya penyakit pun mengancam, termasuk kanker paru.

"Secara garis besar, faktor risiko munculnya kanker paru dapat dikelompokkan menjadi dua jenis," kata Budhi Antariksa, Ketua Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI.

Jenis yang pertama yakni kebiasaan buruk, seperti perokok aktif maupun pasif, atau bekerja di tempat yang mengandung zat kimia dan bersifat terhirup. Sedangkan jenis kedua yakni genetik, memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker dan tidak harus kanker paru.

Baca juga:
Awal Mula Sel Kanker Bersarang di Paru - paru
Memahami Penyebab Kanker Paru-paru  
Deteksi Kanker Paru Kini Bisa pakai Balon, Begini Caranya

Budhi menjelaskan, karena berada di jalur pernapasan, sel kanker di paru dapat berkembang dalam waktu yang sangat cepat. Pasalnya, sel buruk ini berada di organ yang paling awal mendapat asupan oksigen yang dibutuhkan untuk mengembangkan sel. Karena itu, penderita kanker paru memiliki angka harapan hidup yang kecil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terlebih lagi, penyakit ini tidak menunjukkan gejala berarti di tahap awal sehingga sulit sekali terdeteksi dan gejala biasanya baru muncul bila stadium telah lanjut. Pada umumnya, gejala yang dirasakan penderita adalah batuk berdarah, yang menandakan sel kanker sudah berada pada saluran pernapasan di paru.

Kemudian, terjadi penurunan berat badan serta sesak napas karena volume paru mengecil akibat massa kanker itu sendiri, atau timbul cairan (efusi pleura) yang mengisi rongga paru.

Bagi Budhi Antariksa, penyakit ini merupakan sebuah kondisi yang menakutkan sehingga upaya mencegah agar jangan sampai sel kanker tumbuh merupakan pilihan terbaik. Setiap individu pun dapat melakukan berbagai upaya agar terhindar dari risiko tumbuhnya sel kanker paru.

“Hindari rokok. Bila masih merokok, ikuti tips berhenti merokok di klinik dokter spesialis paru,” tegas Budhi, yang juga menjadi salah satu anggota Tim Dokter Kepresidenan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memanfaatkan VATS, Bedah Torakoskopi untuk Pengobatan Kanker Paru

2 hari lalu

dr. Hariadi Hadibrata, Sp.BTKV, dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular RS Siloam MRCCC Semanggi. Dok. RS Siloam
Memanfaatkan VATS, Bedah Torakoskopi untuk Pengobatan Kanker Paru

Inovasi teknologi bedah minimal invasif melahirkan torakoskopi, yaitu bedah toraks dengan sayatan minimal dan dibantu video kamera, dikenal sebagai Video Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS).


Penyebab Kanker Paru pada Bukan Perokok

2 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Penyebab Kanker Paru pada Bukan Perokok

Berikut beberapa hal yang pakar ingin masyarakat ketahui mengenai penyebab dan gejala kanker paru dan penyebabnya bukan hanya merokok.


Metode Bedah Toraks Minim Sayatan, Cocok untuk Kanker Paru

4 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Metode Bedah Toraks Minim Sayatan, Cocok untuk Kanker Paru

VATS adalah metode pembedahan minimal invasif atau bedah sayatan kecil di rongga dada (toraks), termasuk untuk kanker paru.


Terobosan Teknologi EBUS dalam Deteksi Kanker Paru

11 hari lalu

dr. Ginanjar Arum Desianti,
Terobosan Teknologi EBUS dalam Deteksi Kanker Paru

EBUS adalah prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas dan memperoleh sampel dari saluran pernapasan, paru-paru, dan kelenjar getah bening.


Pakar Jelaskan Pencegahan Kanker Paru Secara Medis

20 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Pakar Jelaskan Pencegahan Kanker Paru Secara Medis

Kanker paru bisa dicegah lewat perubahan gaya hidup dan deteksi dini. Selain itu ada juga pemeriksaan medis sebagai langkah pencegahan.


Jenis Kanker yang Paling Banyak Menyerang Laki-laki

46 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Jenis Kanker yang Paling Banyak Menyerang Laki-laki

Pengetahuan tentang kanker dan upaya mencegah penting dilakukan. Berikut jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada pria dan upaya pencegahan.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

20 April 2024

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

10 April 2024

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

10 April 2024

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

24 Maret 2024

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.