TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi religi, Aunur Rofiq Lil Firdaus, atau dikenal dengan panggilan Opick, dikabarkan memiliki istri ketiga bernama Yulia Mochamad. Kabar ini muncul setelah istri kedua, Wulan Mayasari, meninggal dunia setelah keguguran. Istri pertama Opick, Dian Rositaningrum, juga telah menggugat cerai ke Pengadilan Agama Jakarta Timur pada 5 Februari 2018.
Banyak yang mengatakan kalau Dian meminta untuk berpisah karena tidak menerima kalau Opick memutuskan untuk menikah lagi tanpa izin dia, terutama karena kabar yang beredar kalau Opick memiliki Istri ketiga. Namun, tentunya alasan tersebut masih belum jelas kepastiannya.
Yulia Mochamad. instagram.com
Dilansir dari The National, poligami memiliki dampak psikologis yang cukup besar pada perempuan. Dr. Rana Raddawi, profesor di departemen bahasa Inggris di American University of Sharjah, Uni Emirat Arab, menerbitkan penelitian yang meneliti bagaimana perasaan wanita dalam pernikahan poligami.
Surveinya terhadap 100 wanita Arab menemukan bahwa banyak dari mereka mengalami perasaan diabaikan dan cemburu. Dia mengatakan kalau dia terinspirasi untuk melakukan penelitian ini karena banyak anggota keluarganya yang dalam pernikahan poligami.
"Fokus dari riset saya berkonsentrasi pada emosi, terutama emosi negatif, bahwa praktik poligami mempengaruhi beberapa istri yang berada dalam perkawinan semacam itu," ujar Dr Rana Raddawi, seperti dikutip thenational.ae.
Baca juga:
Jawaban Nia Ramadhani jika Suaminya Meminta Izin Poligami
Arifin Ilham Punya 3 Istri, Bagaimana Jika Suami Mau Poligami?
Curhat Istri Opick: Dilema Poligami dan Janji Masuk Surga
Dia mencatat bahwa beberapa subyek, yaitu para istri dalam hubungan poligami, mengatakan mereka jarang melihat suami mereka dan banyak yang mengatakan suami mereka tidak memenuhi kebutuhan mereka.
Dr. Heba Sharkas, psikolog di Al Amal Center untuk masalah keluarga di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, mengatakan kalau dia sering melihat emosi yang dirasakan oleh beberapa istri, terutama ketika mereka menemukan suami mereka ingin menikah lagi.
“Kasus yang serius berkisar dari depresi, kemarahan, atau bahkan sampai sakit,” katanya. Namun, semua tergantung pada toleransi dan kesabaran sang istri.