TEMPO.CO, Jakarta - Cut Mini mengurangi konsumsi gula untuk menghindari risiko diabetes. Hal ini sudah dia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Padahal aktris yang pernah meraih Piala Citra ini sebelumnya mengaku selalu membawa kopi kemasan, yang sudah bercampur dengan gula dan susu.
Efeknya, Cut Mini sering merasa pusing setelah minum kopi kemasan tersebut. Setelah itu, dia menggantinya dengan kopi tanpa gula. “Mulai dari situ, saya sama sekali tidak memakai gula dalam kopi. Jadi, kalau saya pesan kopi di kafe, saya sama sekali tidak pakai gula. Kayaknya badan juga lebih enak," ujarnya.
Selain tidak mencampurkan gula ke dalam minuman kopi, Cut Mini mengaku tidak lagi makan nasi. Dia meyakini kadar gula di dalam nasi juga tinggi. Namun bukan berarti dia sama sekali menghentikan konsumsi gula karena zat gula tetap dibutuhkan tubuh. Hanya, dia mengkonsumsinya pada saat-saat tertentu, seperti makanan penutup.
Baca juga: Miss V Sering Gatal, Waspada Tanda Awal Diabetes
Ilustrasi diabetes. Shutterstock.com
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Mulyani Anny Suryani Gultom, satu dari dua penduduk Indonesia bahkan tidak tahu bahwa dirinya terkena diabetes. Bisa jadi, penderita diabetes di Tanah Air lebih banyak dari jumlah yang tercatat. Padahal dampak penyakit ini sangat fatal.
Hingga saat ini belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan penyakit diabetes. Karena itu, menurutnya, upaya pencegahan sedini mungkin menjadi pilihan terbaik, dan salah satunya dengan membatasi asupan gula yang masuk ke tubuh sehari-hari, termasuk saat minum kopi.
Jika kopi dicampur dengan gula, sebenarnya tidak perlu terlalu dirisaukan bila dalam takaran yang kecil. Namun minuman kopi yang diracik di kedai-kedai kopi banyak mengandung kadar lemak, gula, dan kalori yang tinggi.
Baca juga: Ketua IDAI : Anak Jaman Now Rentan Diabetes karena Kecanduan
"Saya menganjurkan agar mengkonsumsi kopi secukupnya untuk memperhatikan batasan asupan kafein,” kata dokter yang praktik di Rumah Sakit Siloam Jakarta ini. Kafein dari secangkir kopi dapat terserap darah hanya dalam waktu 20 menit dan belum hilang dari darah selama 12 jam lebih. Kafein yang masuk akan memicu lonjakan detak jantung, tekanan darah, dan energi sehingga mempengaruhi tingkat adenosin dalam otak.
Adenosin merupakan senyawa kimia dalam otak yang berfungsi mengatur keinginan tidur. Jika meminum kopi, kafein akan mempengaruhi reseptor adenosin otak dan mematikan mereka. Inilah mengapa peminum kopi dapat kehilangan keinginan untuk tidur dan lebih bersemangat beberapa saat setelah menenggak kopi.
Baca juga: Diabetes: Cara Mudah Turunkan Gula Darah