TEMPO.CO, Jakarta - Kanker serviks dipicu oleh virus HPV (human papillomavirus). Fakta terbaru tentang kanker bahwa sebelum memasuki stadium 0, ada fase prakanker yang terdiri dari 3 stadium.
Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, Prof. dr. Andrijono, SpOG(K), menjelaskan ketika sel normal terinfeksi HPV, sel tidak langsung menjadi kanker, namun asumsi yang menyebut kanker sebagai silent killer benar adanya. Saat HPV menginfeksi sel tubuh, terjadilah fase prakanker.
Fase ini terdiri dari 3 tahap yakni prakanker 1, prakanker 2, dan prakanker 3. Prakanker 3 disebut juga kanker stadium 0.
“Fase prakanker tidak ada gejalanya sama sekali. Baru ada gejala ketika memasuki stadium 1. Pada prakanker tahap 1, DNA Anda sudah berubah, perubahannya masih tipis, dan perlahan menginfeksi lapisan kulit dasar. Pada prakanker 2, sel kanker memasuki lapisan kulit tengah. Pada prakanker 3, HPV sudah menguasai seluruh lapisan kulit. Saat sel kanker berhasil menembus lapisan kulit teratas dan mulai membentuk benjolan, itulah kanker stadium 1,” ujarnya.
Baca juga: Prilly Latuconsina Jadi Duta Kanker Serviks, Sudah Vaksin Belum?
Sementara dari data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan, dari 1.000 perempuan yang menjalani pemeriksaan kanker serviks, 1 sampai 2 di antaranya positif mengidap kanker. Jika diperluas ke seluruh Indonesia, dengan melihat komposisi jumlah penduduk perempuan, maka diperkirakan ada 70 ribu penderita kanker serviks di Tanah Air. Celakanya, mayoritas kanker serviks yang terdeteksi sudah memasuki stadium lanjut.
Baca juga: Kenali 19 Tipe HPV Pemicu Kanker Serviks
“Bayangkan, 94 persen penderita kanker stadium lanjut itu meninggal dalam 2 tahun. Setiap 1 jam, 1 sampai 2 perempuan meninggal karena kanker serviks. Selain progresivitas penyakit, daftar tunggu untuk pengobatan di rumah sakit sangat panjang, terutama di daerah. Ini salah satu faktor yang membuat angka kematian akibat kanker terus menanjak,” ujar Andriyono.
Berkaca pada hal tersebut, vaksin menjadi kebutuhan mendesak. Vaksin ini, kata Andrijono, berisi cangkang virus yang dijadikan zat aktif untuk menangkal infeksi HPV. Vaksin dapat membentuk antibodi yang disebarkan ke seluruh tubuh. Ada dua jenis vaksin HPV yakni bivalent and quadrivalent. “Yang digunakan di Indonesia adalah quadrivalent. Selain merekomendasikan pemberian vaksin, saya mengimbau Anda untuk terus menjaga daya tahan tubuh,” ujar dia.