Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putri Handayani, dari Naik Pohon sampai Gunung Tertinggi

image-gnews
Diansyah Putri F. Handayani, pendaki gunung, saat berkunjung ke kantor redaksi Tempo, Palmerah, Jakarta, 19 Oktober 2017. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Diansyah Putri F. Handayani, pendaki gunung, saat berkunjung ke kantor redaksi Tempo, Palmerah, Jakarta, 19 Oktober 2017. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kesenangan mendaki gunung-gunung tinggi, terkenal, dan menantang di dunia tak hanya identik dengan pria. Sudah banyak pendaki perempuan yang mampu menaklukkan puncak-puncak tertinggi di dunia.

Putri Handayani termasuk orang yang merasa tertantang untuk terus menyambangi gunung-gunung ikonik. Demi kesenangannya naik gunung, wanita berusia 35 tahun ini rela meninggalkan pekerjaan mapan di sebuah perusahaan minyak dan gas bumi internasional.

"Naik gunung itu kesannya memang cowok banget. Tapi sebagai anak teknik, saya juga tertantang. Dari SMP sudah ikut Pramuka dan naik Gunung Sibayak dan Sinabung," ujar lulusan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu.

Ketertarikan Putri, yang tumbuh di Sumatera Utara itu, semakin besar saat kuliah sehingga bergabung dengan kelompok pecinta alam di fakultasnya, Kapa FTUI. Awalnya ia ikut latihan panjat dinding di kampus sebelum melebarkan sayap ke tebing yang sesungguhnya.

"Dari kecil saya memang rada tomboi. Orang tua juga enggak melarang saya naik gunung, paling cuma mengingatkan agar berhati-hati," ujar Putri, yang sudah mendaki Kilimajaro di Afrika, Jayawijaya di Papua, dan Elbrus di Rusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Putri juga mengisahkan masa kecilnya di Perbaungan, Sumatera Utara, yang bisa ditempuh selama dua jam dari Medan. Kehidupan di kampung membuatnya senang melakukan aktivitas luar ruangan, seperti memanjat pohon, bermain di sungai, dan mengejar kunang-kunang.

"Waktu umur 13 tahun saya mendaki gunung di Sibayak dan melihat matahari terbit di puncak gunung indah banget," katanya mengenang.

Sejak itulah ia mulai senang mendaki gunung dan didukung oleh kegiatan di Pramuka. Kesenangan itu sempat terhenti waktu SMA karena tidak ada Pramuka.

Artikel lain:
Seorang Pendaki Dilaporkan Meninggal di Puncak Cartenz
Kronologi Jatuhnya Pendaki Gunung Perempuan Jakarta di Rinjani
2 Mahasiswi Unpar Jadi Wanita RI Pertama Raih Puncak Alaska

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Buat Wanita yang Mau Naik Gunung, Simak Tips dari Putri Handayani

26 Oktober 2017

Diansyah Putri F. Handayani, pendaki gunung, di kantor redaksi Tempo, Palmerah, Jakarta, 19 Oktober 2017. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Buat Wanita yang Mau Naik Gunung, Simak Tips dari Putri Handayani

Buat kaum perempuan yang ingin mendaki gunung, pemula atau yang pernah mencoba, simak tips dari pendaki Putri Handayani berikut.


Kiat Putri Handayani Menjaga Kulit Tetap Sehat di Puncak Gunung

26 Oktober 2017

Diansyah Putri F. Handayani, pendaki gunung, saat berkunjung ke kantor redaksi Tempo, Palmerah, Jakarta, 19 Oktober 2017. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Kiat Putri Handayani Menjaga Kulit Tetap Sehat di Puncak Gunung

Meski dikenal sebagai pendaki gunung, Putri Handayani tetap mempertahankan gaya feminin dalam penampilan sehari-hari.


Demi Fisik Prima, Putri Handayani Naik Tangga dengan Ransel 30 Kg

26 Oktober 2017

Pendaki gunung yang mencapai grand slam, Diansyah Putri Fitri Handayani, dengan perlengkapan lengkap untuk mendaki gunung es saat ditemui Tempo di kediamannya, kawasan Jagakarsa, Jakarta, 20 Oktober 2017. TEMPO/Nurdiansah
Demi Fisik Prima, Putri Handayani Naik Tangga dengan Ransel 30 Kg

Demi menempa fisiknya agar prima saat mendaki gunung, Putri Handayani rutin berlatih naik tangga dengan ransel berbobot 20-30 kg di punggung.