TEMPO.CO, Jakarta - Perancang busana mengedepankan berbagai fungsi dalam karyanya. Ada yang menekankan nilai estetika, ada pula yang mengedepankan kenyamanan, dan khusus untuk desainer busana muslim mesti mengindahkan kaidah dalam berbusana sopan.
Baca juga:
Tuty Adib, Tomboy yang Jadi Desainer Busana Muslim
Rambu Sebelum Tuty Adib Boyong Busana Muslim ke Luar Negeri
Busana muslim identik dengan pakaian yang tidak membentuk lekuk tubuh dan tidak memakai bahan yang transparan atau menerawang. Pemilik rumah mode busana muslim Bilqis, Tuty Adib mengatakan ada lagi beberapa pakem yang dia terapkan ketika membuat busana muslim.
"Kaidah busana muslim yang paling mendasar adalah tidak menonjolkan lekuk badan dan tidak transparan," kata Tuty Adib kepada Tempo di Jakarta Convention Center pada Kamis, 12 Oktober 2017. Artinya, busana muslim itu mesti menutup aurat dari rambut sampai mata kaki.
Tuty Adib. TEMPO | Rini Kustiani
Selain itu, menurut Tuty Adib, busana muslim untuk perempuan tidak menunjukkan unsur kelaki-lakian. "Pakai celana tidak masalah, asalkan celana yang menggunakan garis atau pola wanita sehingga tampilan akhirnya tidak seperti pria," katanya.
Tak cukup itu, Tuty Adib juga menghindari penggunaan motif yang menggambarkan unsur binatang yang menyeramkan. Menurut dia, masih banyak motif yang bisa menjadi alternatif untuk memberikan nuansa pada pakaian, misalnya bunga, corak yang unik, dan lainnya.
Artikel terkait:
Iriana Jokowi Pesan Baju ke Tuty Adib, Seperti Apa Seleranya?